SEMARANG, Lingkarjateng.id – Menjelang HUT ke-475 Kota Semarang, Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang mengadakan ziarah ke beberapa tempat makam para leluhur di Kota Semarang.
Ziarah diawali di makam Ki Ageng Pandanaran yang bertempat di Mugas. Setelah itu ziarah ke makam Sunan Bayat dan rencananya akan ziarah ke makam Wali Kota Semarang yang pertama.
Tujuan diadakan ziarah tersebut sebagai pemahaman kepada jajaran pemerintahan dalam mengambil hikmah akan perjuangan leluhur dalam membangun Kota Semarang.
Pemkot Semarang Gelontorkan Rp 29 Miliar untuk Jalan Tembus Jangli-Undip
“Jadi yang pertama, supaya kawan-kawan memahami perjuangan mereka babat alas Kota Semarang itu luar biasa. Mulai dari dusun kemudian dusunnya berkembang baik, sampai kerajaan Pajang dan Mataram menetapkan Bergota ini sebagai satu kabupaten namanya Kabupaten Semarang dan kemudian berkembang ke Kota Semarang,” terang Hendi saat berziarah ke Makam Sunan Pandanaran II atau yang biasa dikenal dengan Sunan Bayat di Klaten.
Tidak hanya sekedar ziarah, namun Hendi sapaan akrab Wali Kota Semarang juga menaruh perhatian akan pentingnya memahami filosofi “Sangkan Paraning Dumadi” yang memiliki arti bahwa segala sesuatu akan kembali ke sang pemiliknya. Dengan begitu ia meminta jajarannya untuk memahami arti hidup dalam kehidupan dari awal hingga akhir untuk melakukan kegiatan yang bermanfaat kepada sesama.
“Mudah-mudahan kinerja panjenengan ini benar-benar terjaga dan tertata, selalu maksimal mulai dari masyarakat,” ujar Hendi.
Tekan Laju Penduduk, Pemkot Semarang Raih Penghargaan Satya Lencana
Hendi pun mengingatkan bahwa menjalankan tugas secara istikamah yang bermanfaat sebagai upaya bekal ketika sudah tidak ada di dunia. Jadi pemahaman itulah menurut Hendi yang harus diambil nilai-nilai luhur dari ziarah yang dilakukan untuk menghormati, menghargai, bekerja sesuai tupoksi masing masing.
Lebih lanjut Hendi mengungkapkan, bahwa adanya para jajarannya yang saat ini menjabat di birokrasi pemerintahan saat ini tidak lain karena jasa-jasa para leluhur saat dulu, sehingga hal ini harus dihormati dengan cara setidaknya dengan berkunjung ke makam.
“Berziarah ke tempat-tempat para leluhur kita supaya kawan-kawan paham bahwa hari ini kita ada di birokrasi pemerintahan Kota Semarang ini karena perjuangan beliau-beliau,” ucap Hendi. (Lingkar Network | Adimungkas – Koran Lingkar)