Ikut Program Kemenparekraf, Desa Wisata Semarang Bakal Difasilitasi

RAMAI: Suasana Lomba Pokdarwis di Taman Budaya Raden Saleh (TBRS) Semarang. (Dinda Rahmasari/Lingkarjateng.id)

RAMAI: Suasana Lomba Pokdarwis di Taman Budaya Raden Saleh (TBRS) Semarang. (Dinda Rahmasari/Lingkarjateng.id)

SEMARANG, Lingkarjateng.id – Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Semarang, akan memfasilitasi desa wisata untuk mengikuti sejumlah program dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf). Ada tiga program yakni Anugerah Desa Wisata, Festival Desa Wisata dan Kabupaten/Kota Kreatif yang disingkat Kata Kreatif.

“Targetnya pada 2022 ada 15 ribu desa di Indonesia. Katakanlah dari 16 kelompok sadar wisata (pokdarwis) ini bisa mendaftar dulu. Semoga salah satunya bisa mendapat bagian dari program tersebut,” ujar Plt Kepala Disbudpar Kota Semarang, Sapto Adi Sugihantoro, belum lama ini.

Dia menyampaikan, bahwa pokdarwis merupakan suatu institusi lokal yang sifatnya lembaga sosial untuk mendukung masyarakat setempat secara aktif. “Hubungan antara pokdarwis dan masyarakat lokal punya arti penting untuk mengangkat potensi, entah itu pariwisata, kuliner, produk maupun kesenian. Terlebih lagi pokdarwis juga bisa jadi wadah untuk bergerak di masa pandemi,” ujarnya.

Bupati Semarang Imbau Pengelola Desa Wisata Kembangkan Potensi Lokal

Tak dipungkiri, selama masa pandemi Covid-19 ini, sektor pariwisata sangat terdampak. Namun dengan adanya pokdarwis, lanjutnya, sektor ini bisa segera bangkit. Sapto mencontohkan Desa Wisata Sungsang di Sumatera Selatan. Katanya di desa itu, pokdarwis dan masyarakat lokal saling bahu-membahu untuk membuat desanya tetap menarik dan hidup di masa pandemi.

Oleh karena itu, dia mengajak pokdarwis dan masyarakat lokal untuk saling bersinergi untuk meningkatkan pariwisata desa. “Pokdarwis adalah wujud dari bergerak bersama, baik dari pengusaha, masyarakat maupun dari pemerintah,” tuturnya.

Pihaknya berharap, agar anggota pokdarwis didorong untuk menjadi duta-duta wisata yang profesional dan mendunia. Selanjutnya bisa menciptakan sistem wisata yang berkemajuan dan modern. “Semoga semua peserta bisa menampilkan yang terbaik, tidak hanya di Kota Semarang saja, tapi di tingkat nasional,” imbuhnya.

Ratusan Pegawai Disbudpar Semarang Dapatkan Vaksin Booster

Guna merealisasikan tujuan tersebut, pihaknya menggelar Lomba Pokdarwis pada Sabtu (26/2) di Taman Budaya Raden Saleh (TBRS). Kompetisi tersebut diikuti oleh 16 pokdarwis di Kota Semarang.

Ketua Forum Komunikasi Pokdarwis Kota Semarang, Sumarno mengatakan, perlombaan tersebut sebagai ajang untuk mempromosikan berbagai produk pokdarwis baik itu wisata, kuliner maupun kesenian.

“Lomba ini sekaligus seleksi dari Disbudpar Kota Semarang untuk dibawa ke tingkat Jawa Tengah. Baik untuk perlombaan Pokdarwis Se-Jateng maupun Festival Desa se-Jateng,” katanya.

Bupati Jepara Dukung Desa Tengguli Jadi Desa Wisata

Ada 3 jenis perlombaan, yakni stand, presentasi pentas seni dan presentasi pokdarwis. Pemenang dalam perlombaan ini akan mendapat trofi dan uang pembinaan. Untuk juara 1 akan mendapat Rp 10 juta, juara 2 mendapat Rp 8,5 juta, kemudian juara 3 akan mendapat Rp 7 juta, lalu untuk juara harapan 1 Rp 6 juta, untuk juara harapan 2 Rp 5 juta dan juara harapan 3, Rp 4 juta.

Adapun Juara I diraih oleh Dewi Masayu (Semarang Tengah), Juara II Kampung Batik (Semarang Timur), Juara III Tanjung Bahari (Semarang Utara), Juara Harapan I Karang Pesona (Candisari), Juara Harapan II Mayangsari (Ngaliyan), dan Juara Harapan III Kampung Seni Palebon (Pedurungan). (Lingkar Network | Dinda Rahmasari – Koran Lingkar)

Exit mobile version