Gebyar Ramadhan, Penjual Kurma Dadakan di Semarang Mulai Menjamur

BERJUALAN: Penjual kurma di Pasar Johar Masjid Agung Kauman Semarang. (Adimungkas/Lingkarjateng.id)

BERJUALAN: Penjual kurma di Pasar Johar Masjid Agung Kauman Semarang. (Adimungkas/Lingkarjateng.id)

SEMARANG, Lingkarjateng.id – Pada bulan Ramadan, sejumlah pedagang di sekitar Pasar Johar Masjid Kauman Semarang beralih profesi menjadi penjual kurma dadakan. Salah satu penjual kurma yang berada di kawasan tersebut, Darwiji menceritakan sebelum berjualan kurma dirinya penjual kaos kaki dan masker. 

Namun, saat Ramadan kali ini dirinya mengaku beralih profesi penjual kurma. “Hanya saat bulan Ramadan memang jualan kurma, namun untuk hari selainnya jualan kaos kaki dan masker,” ucapnya.

Darwiji mengaku, sudah berjualan kurma hampir dua minggu yang lalu. Meski Ramadan sudah berjalan, hanya beberapa orang saja yang masih membeli kurma di tempatnya.

“Ya sepi, kebanyakan masih tanya-tanya saja soal harga,” ungkapnya.

Pedagang Keluhkan Mahalnya Sewa Lapak di Alun-Alun Masjid Agung Kauman Semarang

Dia menyebut, dalam sehari saja mampu menjual 4 kilogram kurma, hal itu dia perkirakan penurunan penjualan sangat drastis hingga mencapai 80 persen dibanding sebelum ada pandemi Covid-19

Ketika ditanya soal jangka penjualan, dirinya menyebut hanya akan menghabiskan waktu hingga lebaran nanti. Darwiji menjelaskan, untuk harga satu kilogram kurma dipatok seharga Rp 50.000 dengan jenis kurma biasa dan untuk jenis premium dengan harga Rp 70.000 per kilogramnya.

“Untuk membeli kurma seperti ini harus hati-hati banyak yang diawetkan. Jadinya buah tak segar,” imbuhnya.

Hal yang sama dikatakan Nuryanti, salah satu penjual kurma dadakan yang tak jauh dari tempat Darwiji. Sebelumnya, dia mengaku hanya berprofesi sebagai ibu rumah tangga.

Pedagang Pasar Johar Semarang Dipindah Sesuai Zonasi, Target Ramadan Selesai

“Iya coba-coba dulu saja, siapa tahu ini jalan rezekinya, barangkali banyak peminatnya,” ujarnya.

Dia mengaku, baru kali ini berjualan kurma di Pasar Johar Masjid Kauman Semarang. Meski sudah bulan Ramadan, untuk penjualannya pun masih sepi.

“Saya itu jualan dari pagi sampai sore tapi masih sepi memang,” ujarnya. (Lingkar Network | Adimungkas – Koran Lingkar)

Exit mobile version