SEMARANG, Lingkarjateng.id – Desa wisata (Deswita) Lerep mendapat tambahan fasilitas edukasi wisata pertanian berupa joglo, pengembangan UMKM, kolam renang, kolam ikan lele, dan kolam ikan terapi. Fasilitas ini berasal dari CSR PLN Peduli.
Ketua Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Rukun Sentosa, Daniel Bayu Anggara menjelaskan, adanya fasilitas baru ini diharapkan mampu mendorong Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) di Desa Lerep, Kecamatan Ungaran Barat, Kabupaten Semarang.
“Bisa mendorong lebih lagi untuk kegiatan Kelompok Wanita Tani (KWT) yang berkolaborasi dengan Pokdarwis Rukun Sentosa di sini. Sehingga tren edukasi wisata ini terus meningkat selain kami juga berkomitmen untuk meningkatkan kapasitas dalam melayani pengunjung kedepannya,” katanya pada Selasa, 17 Oktober 2023.
Pihaknya menjelaskam, di Desa Wisata Lerep juga terdapat edukasi pertanian unggulan, yakni pengelolaan tanaman singkong.
“Kemudian ada juga bunga telang, kopi, jeruk, dan tanaman lain sebagainya,” jelasnya.
Sebelum di resmikan, fasilitas tersebut sudah digunakan pengunjung untuk berkegiatan.
Di sisi lain Kepala Desa Lerep, Sumaryadi menjelaskan bahwa Desa Wisata Lerep sendiri merupakan pusat edukasi yang menawarkan berbagai bidang wisata.
“Karena memang dari pihak Pemdes (Premerintah Desa) terus menggenjot Pokdarwis untuk bekerjasama dengan semua stakeholder yang ada, Bahkan kita juga sudah diakui oleh Menteri Pariwisata sebagai desa wisata berkelanjutan. Karena kita sudah sustainable di empat bidang, yakni bidang pengelolaan, lingkungan, sosial budaya, dan ekonomi,” terangnya.
Mengingat pengunjung Desa Wisata Lerep sendiri mayoritas pelajar mulai dari siswa sekolah PAUD hingga SMP. Sehingga pihaknya terus melakukan penyesuaian.
“Maka dari itu kami juga menyesuaikan fasilitas atau paket wisata yang bisa dipilih oleh para pelajar itu. Tentunya semua kegiatan bisa menyesuaikan apa yang dibutuhkan oleh para pengunjung,” imbuhnya.
Sementara terkait pemilihan Desa Wisata Lerep sebagai lokasi pengalokasian CSR, Manager PLN Unit Pelayanan Pengatur Beban (UP2B) Jawa Tengah dan DI Yogyakarta, Santo Kardono mengaku pihaknya mempertimbangkan beberapa aspek.
“Yaitu terkait soal pendidikan, lingkungan, dan pengembangan UMKM,” tegasnya. (Lingkar Network | Hesty Imaniar – Lingkarjateng.id)