SEMARANG, Lingkarjateng.id – Warga Kecamatan Gunungpati, Rohmad Jubaidi menemukan fosil gerigi atau geraham hewan di Kali Gribik Kelurahan Sadeng, Kecamatan Gunungpati, Kota Semarang. Penemuan fosil gerigi menurut Rohmad, berawal dari sering terkikisnya tebing Kali Geribik secara terus menerus sehingga mengakibatkan longsor. Dari longsor, di tebing itulah dirinya menemukan fosil gerigi tersebut.
“Jadi penemuan batu fosil ini bukan karena murni ada longsor. Tetapi atas dasar pembentukan kali yang mungkin sudah beberapa ribu tahun, yang kemudian membentuk sebuah tebing dengan ketinggian 20 meter. Lalu sering terkikis dan longsor, ” ujar warga Randusari RT 01 RW 02 Kelurahan Nongkosawit itu.
Terkait dengan fosil, sebelumnya Rohmad tidak mengetahui akan adanya penemuan fosil tersebut. Kemudian dia tanyakan pada beberapa teman terkait fosil untuk diketahui semacam geraham apa. Hingga saat ini, fosil geraham yang belum diketahui identitasnya, serta mempunyai bentuk kecil disimpan di dalam rumahnya.
11 Fosil Patiayam Direkomendasi Jadi Benda Cagar Budaya
Sebelumnya dia menceritakan, dalam penemuan fosil tersebut berawal dari kecintaannya terhadap lingkungan. Dengan kebetulan, saat berada di Kali Geribik sendirian, secara tidak sengaja dia menemukan barang bagus yang kemudian dia mencoba untuk menggalinya.
“Karena fosil gerigi ini saya temukan di daerah Kelurahan Sadeng, maka dari Babinsa maupun Bhabinkamtibmas Sadeng mengikuti sampai rumah dan menyarankan karena hal itu barang fosil punya hak negara dan akan dipakai untuk pengembangan wisata di wilayah Sadeng,” jelasnya.
Akan tetapi karena itu penemuannya, dia punya pemikiran kalau batu fosil itu untuk penelitian maupun pajangan di museum maka tidak apa-apa. Harapannya, selama ini bertahun-tahun menggeluti dan mencari fosil untuk mengungkap di wilayahnya.
Datangkan Narasumber Internasional, Pemkot Semarang Maksimalkan Summit Kota Sehat
Pasalnya, tidak semua warga mengetahui bahwa barang di kali itu fosil atau kah batu biasa dan apakah itu fosil hewan ataupun fosil kayu. Makanya kemungkinan ketika warga lain mendapatkan sesuatu seperti itu kemungkinan dihancurkan untuk bahan bangunan dan lain sebagainya. Menurutnya, hal-hal semacam itu sudah banyak terjadi.
Dia mengaku, banyak menemukan fosil, termasuk di rumahnya juga terdapat fosil-fosil kayu. Dulu dia pernah menemukan fosil kayu masih utuh dan berdiri. Tapi bentuknya sudah batu dan mau hancur. Namun, tidak bisa dieksekusi karena membutuhkan biaya besar. Adapun fosil batu yang ditemukan saat ini, memiliki banyak gigi yang membentuk kristal dan bening. Barangkali lebih tua dari yang dia temukan saat sebelumnya. (Lingkar Network | Adimungkas – Koran Lingkar)