UNGARAN, Lingkarjateng.id – Lebaran Idul Fitri identik dengan kuliner opor dan rendang. Menjelang Idul Fitri 1445 Hijriah, Dinas Pertanian, Perikanan, dan Pangan (Dispertanikap) Kabupaten Semarang membagikan tips memilih daging sapi dan daging ayam yang baik serta layak konsumsi.
Kepala Bidang Kesehatan Hewan (Keswan) dan Kesmavet Dispertanikap Kabupaten Semarang, Yohana Diah Haryuni, menjelaskan ada beberapa ciri daging sapi dan ayam yang bagus dan layak konsumsi.
“Jadi tidak hanya cara memilih daging yang baik, tapi juga cara menyimpan daging yang baik. Untuk cara memilih daging yang baik, ini sebaiknya pilih daging yang masih segar karena ciri-ciri utama daging sapi yang mengarah ke pembusukan itu warnanya berubah menjadi lebih hijau,” ungkapnya, Senin, 8 April 2024.
Yohana juga menambahkan ciri-ciri daging tak layak konsumsi ketika sudah mengeluarkan lendir dan bau menyengat. Selain itu penting untuk memeriksa pada bagian organ dalam pada daging sapi maupun ayam. Masyarakat perlu memastikan pada hati sapi atau ayam tidak terdapat cacing.
“Kalau sudah ada ciri-ciri seperti itu, daging kami tarik dari pasaran karena kami rutin melakukan pemantauan di sejumlah pasar-pasar tradisional. Termasuk daging ayam pun ada beberapa ciri-ciri yang sama dengan daging sapi jika kondisi dagingnya sudah mengarah pada pembusukan. Satu lagi jangan tergoda dengan harga yang murah dari harga dipasaran,” terangnya.
Ia menyampaikan, menjelang hari lebaran memang ada peningkatan konsusmi daging oleh sebab itu Dispertanikap rutin melakukan pemantauan di sejumlah pasar hewan, pasar tradisional, dan operasi pasar.
“Jika tidak berdekatan dengan hari raya seperti ini juga kami lakukan rutin, tapi karena menjelang Lebaran dan konsumsi daging hewan tinggi, maka kami melakukan pemantaun dan pengawasan yang jauh lebih ketat daripada biasanya, termasuk sosialisasi ke masyarakat,” ujarnya.
Pemantauan tidak hanya dilakukan di sejumlah pasar tradisional saja, melain juga dilakukan di sosialisasi di 19 kecamatan yang ada, termasuk di Rumah Potong Hewan (RPH) di wilayah Kabupaten Semarang untuk memastikan hewan yang disembelih itu adalah hewan-hewan yang sehat.
“Sehingga kami tidak hanya melakukan pemantauan terkait produk daging saja, tapi kami juga berikan edukasi sekaligus himbauan ke pedagang untuk tingkatkan higenisanitasi, apakah lapak yang digunakan kondisinya bersih, berkarat atau tidak, termasuk timbangan, gantungan daging, anak timbangan, jadi harus menjaga kebersihan di lapak para pedagang ini,” jelasnya.
Sementara itu Kepala Dispertanikap Kabupaten Semarang, Moh Edy Soekarno, menuturkan upaya-upaya yang dilakukan para petugas itu untuk menjamin daging yang didistribusikan di masyarakat layak konsumsi, aman, sehat, utuh, dan halal (ASUH).
“Jadi memang ini semua perlu dilakukan untuk menjamin ketersediaan pangan yang ASUH sampai ditingkat rumah tangga dan konsumen,” tegasnya.
Moh Edy juga menjelaskan, jaminan keamanan pangan atau bahan pangan telah menjadi tuntutan dengan seiring meningkatnya kesadaran masyarakat akan kesehatan.
“Oleh karena itu Standar Nasional Indonesia (SNI) yang berkaitan dengan keamanan pangan asal ternak diharapkan dapat memberikan jaminan keamanan produk pangan asal ternak yaitu dengan kriteria ASUH tadi,” pungkasnya. (Lingkar Network | Hesty Imaniar – Lingkarjateng.id)