Cerita Korban Selamat Kecelakaan Exit Tol Bawen, Niat Rayakan Ultah Berujung Dirawat di RS

TRAUMA HEALING: Kapolres Semarang AKBP Achmad Oka Mahendra menjenguk Alfarizki (5 tahun), korban kecelakaan Exit Tol Bawen (Simpang Bawen) Kabupaten Semarang di RS AT-TIN, kemarin. (Hesty Imaniar/Lingkarjateng.id)

TRAUMA HEALING: Kapolres Semarang AKBP Achmad Oka Mahendra menjenguk Alfarizki (5 tahun), korban kecelakaan Exit Tol Bawen (Simpang Bawen) Kabupaten Semarang di RS AT-TIN, kemarin. (Hesty Imaniar/Lingkarjateng.id)

SEMARANG, Lingkarjateng.id – Kabar duka menerpa. Laka lantas kembali merenggut nyawa. Kali ini, tiga jiwa pengendara melayang seketika. Bagi korban yang selamat, laka itu masih menyisakan trauma.

Malam itu pada Minggu, 23 September 2023, lalu lintas ramai lancar di turunan traffic light Exit Tol Bawen (Simpang Bawen) Kabupaten Semarang. Tiba-tiba sebuah truk tronton bermuatan kosong mengalami rem blong dan menabrak sejumlah kendaraan. Kejadian naas tersebut terjadi sekitar jam 18.35 WIB.

Akibat tragedi itu, total ada 30 orang menjadi korban. Adapun total kendaraan yang dihantam truk bernopol AD 8911 IA itu ada 16 kendaraan, yakni 7 kendaraan roda empat atau lebih, dan 9 kendaraan roda dua.

Korban yang berjumlah 30 orang itu, empat meninggal dunia dan 26 orang mengalami luka sedang hingga ringan.

Salah satu kerabat korban selamat, Tikno (64) yang merupakan kakek korban Alfarizki (5), menuturkan bagaimana kecelakaan itu menciptakan kesedihan mendalam. Di mana harusnya hari itu menjadi hari bahagia.

“Jadi waktu kejadian itu, kami sekeluarga berniat merayakan ulang tahun Alfarizki yang ke-5 tahun di Salatiga. Ceritanya, mau makan-makan ulang tahunan. Tapi tiba-tiba sesampainya di traffic light Exit Tol Bawen, mobil yang bawa keluarga saya itu dihantam dari belakang oleh kendaraan yang juga dihantam dari belakang sama truk itu,” tutur Tikno, saat ditemui di RS AT-TIN Bawen, Minggu, 24 September 2023.

Tikno tidak ikut dalam rombongan mobil Toyota Kijang Kotak warna biru itu, tapi ia dikabari anaknya (ayah Alfarizki) yang kebetulan saat kejadian mengemudikan mobil tersebut.

“Keluarga kami yang mengendarai mobil Kijang Kotak 90-an itu yang terlihat dari CCTV. Hantamannya, kata anak saya keras sekali. Ini anak saya masih rontgen, Mbak. Ini cucu saya sama budenya yang paling parah. Cucu saya tulang tangan sebelah kiri patah, budenya juga,” sedihnya.

Ia tidak menyangka, niatan ingin merayakan ulang tahun Alfarizki menjadi petaka malam itu. Kakek Tikno menceritakan, bahwa Alfarizki jika naik mobil suka duduk di bangku paling belakang. Begitupun pada malam naas itu, Alfarizki tengah duduk di barisan belakang.

“Pas duduk di barisan bangku paling belakang, kalau budenya di barisan tengah. Jadi di mobil itu ada anak-anak sebanyak lima anak, dan orang dewasanya ada tiga. Yang paling parah Alfarizki dan budenya yang kena benturan paling keras dari belakang,” tutur Kakek Tikno.

Meski demikian, ia bersyukur. Di balik duka yang mengundang rinai air mata, keluarganya selamat. Mengingat dari rekaman CCTV, benturan yang terjadi demikian keras.

“Kami nangis-nangis terus mbak, bersyukur sekali keluarga kami masih diberi keselamatan,” pungkasnya. (Lingkar Network | Hesty Imaniar – Lingkarjateng.id)

Exit mobile version