Bulog Semarang Targetkan Serap 80 Ribu Ton Beras dari Petani di 6 Daerah

Ilustrasi Bulog

ILUSTRASI : Pekerja memanggul karung berisi beras di gudang Perum Bulog Umbul Tengah, Kota Serang, Banten, Rabu, 11 Desember 2024. (ANTARA/Lingkarjateng.id)

SEMARANG, Lingkarjateng.id – Perum Bulog Cabang Semarang menargetkan peningkatan penyerapan beras dari petani hingga empat kali lipat pada tahun 2025.

Kepala Cabang Bulog Semarang, Rendy Ardiansyah, mengungkapkan target serapan beras dari petani tersebut dinaikkan dari 20 ribu ton pada 2024 menjadi lebih dari 80 ribu ton di tahun 2025. Menurutnya, hal itu dalam rangka mendukung program swasembada pangan yang menjadi prioritas Presiden Prabowo Subianto.

“Kami optimistis target ini tercapai karena wilayah kerja kami mencakup enam kabupaten/kota dengan potensi produksi besar, yaitu Kendal, Semarang, Ungaran, Demak, Grobogan, dan Salatiga. Produksi terbesar ada di Grobogan dan Demak,” ujarnya pada Sabtu, 18 Januari 2025.

Rendy menjelaskan bahwa peningkatan target ini sejalan dengan keputusan Badan Pangan Nasional (Bapanas) Nomor 2 Tahun 2025 yang menetapkan harga patokan pembelian (HPP) baru. Per 15 Januari 2025, HPP gabah kering panen tingkat petani ditetapkan Rp 6.500 per kilogram, sedangkan beras di tingkat petani dipatok Rp 12.000 per kilogram.

“Harga ini naik dibandingkan tahun lalu, sehingga memberikan keuntungan lebih bagi petani. Selain itu, kami ditugaskan menyerap beras dalam negeri semaksimal mungkin karena tahun ini tidak ada impor,” jelas Rendy.

Ia mengatakan bahwa Bulog Semarang juga memastikan stok beras di wilayahnya mencukupi hingga enam bulan ke depan. Saat ini, persediaan beras mencapai 33 ribu ton yang tersebar di enam kabupaten/kota.

“Kami siap mendukung swasembada beras. Apalagi akan ada panen raya pada Februari hingga April,” tambahnya.

Terkait penyaluran, beras yang terserap akan digunakan untuk bantuan pangan, operasi pasar, dan cadangan pangan. Operasi pasar tetap menyasar ritel modern, pedagang pasar, dan pengecer.

Oleh karena itu, Rendy mengimbau masyarakat Jawa Tengah tidak perlu khawatir dengan keputusan Presiden Prabowo menghentikan impor beras.

“Produksi beras dalam negeri mencukupi untuk kebutuhan jangka panjang. Luasan tanam dan hasil panen yang ada saat ini sangat memadai,” katanya. (Lingkar Network | Rizky Syahrul Al-Fath – Lingkarjateng.id)

Exit mobile version