REMBANG, Lingkarjateng.id – Keberadaan sejumlah tambang di Desa Sidomulyo, Kecamatan Sedan, Kabupaten Rembang berdampak pada kondisi lingkungan desa setempat. Mulai dari lahan pertanian di sepanjang jalan tambang yang terdampak debu akibat kendaraan truk yang melintas hingga penurunan debit sumber mata air akibat eksploitasi alam.
Kepala Desa (Kades) Sidomulyo, Nur Khozin mengaku keberatan dengan keberadaan sejumlah tambang di Desanya yang mengakibatkan kondisi alam rusak. Penghijauan dan sumber mata air kian hari mengalami penurunan.
“Bekas galian-galian ini pasti mengurangi sumber mata air. Warga khawatir jika sumber air ini habis gimana?,” kata dia, Rabu, 25 Oktober 2023.
Pada dasarnya pihak desa tidak melarang adanya aktivitas penambangan di Desa Sidomulyo. Asalkan ada kompensasi dari pemilik tambang ke pihak desa atas segala dampak yang dirasakan warganya.
Diungkapkannya, selama ia menjabat, tidak ada kompensasi yang diberikan ke pihak desa. Pemilik tambang hanya memberikan sumbangan jika ada acara.
“Setidaknya dari penambang-penambang itu memberikan kompensasi ke desa. Adanya itu paling saat dimintai bantuan pengurukan, atau kadang-kadang warga sini mengadakan Maulid Nabi atau Agustus-an, cuma bersifat seperti itu,” ungkapnya.
Dirinya menyebutkan terdapat tiga pengelola yang melakukan aktivitas penambangan yang berlangsung lama. Namun secara pasti dirinya belum bisa memastikan apakah tambang tersebut mengantongi izin.
“Sudah sejak saya kecil sudah ada penambangan tapi masih manual. Kalau legal atau tidak legalnya itu bukan kapasitas saya,” jelasnya.
Dirinya menambahkan, banyaknya truk tambang yang melintasi juga berdampak pada lahan pertanian warga. Tanaman warga yang ada di sepanjang akses jalan tambang tertutup debu dan berwarna hijau kecoklatan. (Lingkar Network | R Teguh Wibowo – Lingkarjateng.id)