RS Bhina Bhakti Husada Rembang Kini Punya Fasilitas Bangsal Psikiatri Kresna untuk Pasien Gangguan Jiwa

Sejumlah jajaran RS Bhina Bhakti Husada Rembang saat meninjau fasilitas bangsal Psikiatri Kresna yang baru saja diresmikan pada Kamis, 17 Oktober 2024. (Setyo Nugroho/Lingkarjateng.id)

REMBANG, Lingkarjateng.id – Sebagai salah satu rumah sakit (RS) unggulan di Kabupaten Rembang, RS Bhina Bhakti Husada, terus berinovasi dalam memberikan pelayanan kesehatan yang terbaik bagi masyarakat. Salah satu upayanya adalah dengan membuka bangsal Psikiatri Kresna untuk melengkapi fasilitas layanan kesehatan untuk masyarakat.

Penambahan fasilitas kesehatan tersebut dilatarbelakangi panti-panti psikiatri di daerah-daerah yang sering penuh. Sehingga, RS Bhina Bhakti Husada berkeinginan untuk meringankan beban masyarakat.

Fasilitas bangsal Psikiatri Kresna tersebut mampu menampung sembilan orang pasien. Dengan rincian dua bangsal untuk putra dan putri, serta satu kamar isolasi. Masing-masing ruangan dilengkapi dengan teralis besi yang bertujuan untuk menjaga keamanan para pasien.

Pada Kamis, 17 Oktober 2024, setidaknya sudah ada sekitar lima orang pasien laki-laki yang mendapatkan perawatan di bangsal tersebut.

Owner PT Bhina Raharja Husada, Atna Tukiman, mengatakan bahwa pihaknya juga telah menyiapkan tenaga medis berkompeten untuk merawat dan mengobati para pasien.

“Sebelum bangsal ini dibentuk kami sudah punya dokter, dan dokter ini di dalam melayani masyarakat yang terganggu kejiwaan itu luar biasa. Mereka mau dan bersedia datang dari rumah ke rumah untuk mengobati. Sehingga untuk membantu, kami melaksanakan pembentukan bangsal jiwa,” ujarnya dalam acara peresmian bangsal Psikiatri Kresna RS Bhina Bhakti Husada pada 17 Oktober 2024.

Menurutnya, bangsal jiwa tersebut sebagai bentuk pengabdian rumah sakit untuk membantu meringankan beban Pemkab Rembang dalam merawat para masyarakat disabilitas jiwa.

Direktur RS Bhina Bhakti Husada, dr. Syahirul Alim, menambahkan bahwa bangsal psikiatri nantinya bisa digunakan untuk delapan pasien jiwa tingkatan sedang, dan satu pasien jiwa tingkatan serius ditempatkan di ruangan isolasi.

“Kami membantu khususnya masyarakat Rembang, agar nantinya masyarakat yang membutuhkan bantuan medis bisa berobat di sini,” jelasnya.

Sebagai informasi, Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan, dan Keluarga Berencana (Dinsos PPKB) Kabupaten Rembang mencatat sedikitnya ada sekitar 75 orang terlantar dengan gangguan jiwa pada tahun 2023. Hingga Oktober 2024, ada peningkatan lima orang untuk kasus orang terlantar dengan gangguan jiwa. (Lingkar Network | Setyo Nugroho – Lingkarjateng.id)

Exit mobile version