REMBANG, Lingkarjateng.id – Pengentasan kemiskinan di Kabupaten Rembang masih belum memenuhi target yang ditetapkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) tahun 2021-2026. Saat ini, angka kemiskinan di Kota Garam masih mencapai 14,02 persen.
Kendati demikian, tingkat kemiskinan di Kabupaten Rembang mengalami penurunan 0,15 persen, dari 14,17 persen pada tahun 2023 menjadi 14,02 persen di tahun 2024.
Bupati Rembang, Abdul Hafidz, menyampaikan bahwa pihaknya saat ini tengah fokus menyelesaikan target pengentasan kemiskinan hingga jabatan pimpinan daerah berakhir.
“Jika mengacu pada RPJMD, masih diperlukan penurunan sebesar 1 persen lagi agar mencapai target di angka 13 persen. Kami terus fokus agar target ini tercapai sebelum masa jabatan saya berakhir,” ujarnya pada Rabu, 16 Oktober 2024.
Hafidz menegaskan, pengentasan kemiskinan menjadi satu-satunya target yang belum terpenuhi di Kabupaten Rembang. Sementara target lainnya, kata Hafidz, sudah berhasil dicapai bahkan melampaui ekspektasi.
“Tinggal satu ini (kemiskinan), lainnya sudah on track dan sesuai RPJMD, bahkan beberapa sudah melampaui target,” ucapnya.
“Insyaallah 2024 ini sudah bisa meng-cover 1 persen, jadi bisa memenuhi target,” jelasnya.
Sebagai informasi, indikator makro menunjukkan capaian positif dari kinerja Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pemkab Rembang. Pertumbuhan ekonomi mencapai 5,20 persen pada 2023, melebihi pertumbuhan ekonomi nasional yang sebesar 5,05 persen.
Tingkat pengangguran terbuka juga melampaui target, dengan realisasi sebesar 2,60 persen dari target RPJMD sebesar 4,60 persen.
Sementara itu, Indeks Pembangunan Manusia (IPM) dari target 71,61 persen telah tercapai dengan realisasi sebesar 71,89 persen. (Lingkar Network | Setyo Nugroho – Lingakarjateng.id)