Gali Potensi BUMDes, Dinpermades Rembang Terus Beri Pembinaan untuk Kemandirian Desa

Kepala Dinpermades Rembang Slamet Hariyanto. (Vicky Rio/Lingkarjateng.id)

Kepala Dinpermades Rembang Slamet Hariyanto. (Vicky Rio/Lingkarjateng.id)

REMBANG, Lingkarjateng.id – Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (Dinpermades) Rembang mencatat ada 253 Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) dari 287 desa. Rata-rata usaha yang dimiliki berkembang 75-85 persen.

Kepala Dinpermades Kabupaten Rembang Slamet Hariyanto mengatakan, dalam membuat BUMDes harus memperhatikan beberapa aspek. Di antaranya memiliki potensi yang bisa dikembangkan, tidak boleh mematikan usaha milik warga yang sudah jalan atau warga tidak merasa dirugikan.

“Artinya, BUMDes tidak boleh membunuh usaha yang ada di masyarakat. Tapi kalau bisa mengembangkan usaha baru. Sehingga dapat bermanfaat untuk orang-orang sekitar. Bahkan mampu memberikan Pendapatan Asli Desa (PAD) kepada desa,” ucap Slamet di Rembang, Kamis 16 Mei 2024.

Sementara itu, Kepada Bidang (Kabid) Pemberdayaan Lembaga Kemasyarakatan Siti Kasmirah menyampaikan setiap tahun pihaknya memberikan pembinaan kepada desa supaya menggali potensi yang ada di desa untuk mendirikan BUMDes. Dalam kaitannya mendapatkan sumber penghasilan PAD.

“Kalau yang mendapatkan penghasilan sudah banyak. Tetapi masih banyak desa yang hidup enggan mati tak mau, artinya tidak mau berusaha dan berkembang. Ada yang sudah memberikan PAD paling tinggi Rp 100 juta dari Desa Punjulharjo karena BUMDesnya sudah maju,” jelasnya.

Diharapkan sesuai dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Rembang, untuk menuju kemandirian desa maka dituntut sesuai dengan Rencana Strategis (Renstra) di Permades yaitu setiap tahun desa wajib setor PAD lewat BUMDes dan pasar desa.

“Bisa juga lewat lelang bondo deso. Semakin BUMDesnya berkembang, semakin maju pula desanya,” jelasnya.

Ia menyampaikan selama ini yang menjadi kendala dalam pengelolaan BUMDes adalah dari pengurusnya. Biasanya warga yang sudah merasa mampu tidak mau mengelola desanya, justru banyak yang merantau.

“Pengurus harus orang yang peduli, jujur, dan mau berinovasi. Kalau tidak memiliki pandangan yang luas maka ke depannya tidak akan berkembang lebih baik. Karena BUMDes tidak dilihat dari segi ekonominya saja tetapi dilihat dari segi sosialnya juga,” tuturnya. (Lingkar Network | Vicky Rio – Lingkarjateng.id)

Exit mobile version