Pasca Pembangunan Tanggul, 100 Hektare Wilayah Degayu Kota Pekalongan Tak Lagi Terendam Rob

Warga Degayu Kota Pekalongan

Potret warga Kelurahan Degayu, Kecamatan Pekalongan Utara, Kota Pekalongan, yang kini bisa kembali merasakan daratan kering pasca pembangunan tanggul dan sitem pengendalian banjir rob pada Kamis, 1 Agustus 2024. (Kominfo Kota Pekalongan/Lingkarjateng.id)

PEKALONGAN, Lingkarjateng.id – Proyek pembangunan tanggul dan sistem pengendalian banjir di Kota Pekalongan, Jawa Tengah, menunjukkan hasil positif, khususnya di Kelurahan Degayu, Kecamatan Pekalongan Utara. Setelah bertahun-tahun dilanda banjir rob, kini aktivitas warga mulai kembali normal berkat perbaikan infrastruktur yang signifikan.

Upaya Pemerintah Kota Pekalongan bersama Pemerintah Provinsi Jawa Tengah dan Pemerintah Pusat dalam penanganan banjir rob tersebut mendapatkan apresiasi tinggi dari masyarakat Degayu. Dari 330 hektare wilayah Degayu, sekitar 200 hektare terdampak banjir, dan kini 100 hektare telah tertangani. Sementara itu, 100 hektare lainnya masih terkena dampak di sisi timur tanggul, dan sekitar 130 hektare merupakan pemukiman warga.

“Alhamdulillah, wilayah Degayu yang sebelumnya seperti lautan akibat banjir rob, kini mulai terlihat daratan. Lahan sawah yang tadinya terendam kini sudah kering, dan aktivitas warga berjalan lancar kembali,” ungkap Lurah Degayu, Fariki, pada Kamis, 1 Agustus 2024.

Fariki menjelaskan bahwa proyek pengendalian banjir dan rob ini terbagi dalam tiga paket kontraktual. Paket pertama meliputi pembangunan kolam retensi, rumah pompa, dan parapet Sungai Loji, serta bendung gerak.

Paket kedua mencakup normalisasi dan parapet Sungai Banger, tanggul Pantai Slamaran, dan tanggul Pantai Degayu. Paket ketiga fokus pada tanggul dan long storage di Sibulanan, pembangunan rumah pompa, dan mekanikal elektrikal jalan trem Gabus-Susukan.

Ketua RT 03/RW 02 Kelurahan Degayu, Amat Sinang, menyatakan bahwa sebelumnya banjir rob yang melanda wilayahnya menyebabkan sawah dan pemukiman terendam hingga 1,2 meter selama tiga tahun. Kini, setelah pembangunan tanggul dan rumah pompa, lahan sawah yang kering kembali dapat dimanfaatkan untuk pertanian, termasuk rencana penanaman padi BioSalin yang bekerja sama dengan Kodim 0710/Pekalongan dan Dinas Pertanian Kota Pekalongan.

Sirin, seorang pedagang kayu, juga mengungkapkan kegembiraannya atas pembangunan tanggul yang berdampak positif pada surutnya banjir rob.

“Dulu sulit berjualan karena banjir rob. Sekarang saya bisa membuka usaha lagi dan mobilitas warga kembali lancar,” ucapnya.

Anak-anak di Degayu pun tidak ketinggalan merasakan manfaatnya. Sofi, salah satu anak muda di Degayu mengungkapkan kegembiraannya karena bisa bermain di lapangan kelurahan sendiri yang tidak lagi terendam banjr rob.

“Dulu kami harus bermain sepak bola di wilayah sebelah karena lapangan kami terendam. Sekarang kami bisa bermain bola di lapangan kami sendiri tanpa harus jauh-jauh lagi,” ucapnya. (Lingkar Network | Fahri Akbar – Lingkarjateng.id)

Exit mobile version