Sejumlah Tokoh Berkumpul di Pendopo Agus Purwanto Bahas Pilkada Pati

Sejumlah Tokoh Berkumpul di Pendopo Agus Purwanto Bahas Pilkada Pati

BERDISKUSI: Sejumlah Tokoh Masyarakat Kumpul di Pendopo Agus Purwanto Bahas Pilkada Pati, di Desa Tanjang, Kecamatan Gabus, Kabupaten Pati, Minggu (25/8/2024). (Nailin RA/Lingkarjateng.id)

PATI, Lingkarjateng.id – Sejumlah aktivis dan tokoh masyarakat dari berbagai daerah dengan beragam profesi di Kabupaten Pati, berkumpul di Pendopo Agus Purwanto, turut Desa Tanjang, Kecamatan Gabus, Kabupaten Pati, pada Minggu, 25 Agustus 2024. Mereka berkumpul untuk diskusi membahas sejumlah isu terkait Pilkada Pati 2024.

Ketua Presidium LSM Dewan Kota Pramudya Budi dalam acara tersebut menyebut, dengan adanya Putusan MK Nomor 60/PUU-XXII/2024 maka rencana sejumlah parpol yang hendak membentuk koalisi gemuk agar muncul calon tunggal, dipastikan gagal.

“Kemarin sejumlah parpol ada yang sudah bersepakat untuk koalisi (gemuk) agar muncul calon tunggal. Namun dengan adanya putusan MK ini, maka hal itu kecil terjadi. Dengan putusan MK terbaru, dari delapan partai yang punya kursi di DPRD, tujuh partai bisa mengusung calon sendiri. Terkecuali PKS. Dan kita tahu, dari Gerindra, meskipun tak dapat dukungan dari parpol lain pun sudah bisa mengusung sendiri. Sementara PDI-P, pasti mengusung juga karena dia partai dengan kursi terbanyak. Nah, partai-partai lain, apa berani mengusung sendiri atau bergabung, karena Pilkada ini kalau modalnya nggak besar juga sulit sekali, rekoso,” ujarnya.

Dia pun mempersilahkan tuan rumah, mantan caleg Partai Gelora, Agus Purwanto yang sempat mendaftarkan diri sebagai bakal calon bupati Pati 2024, apabila ingin maju berkontestasi dalam Pilkada Pati.

“Yah, barangkali Pak Agus mau maju jadi calon bupati dengan menggandengkan PKS, meskipun agak-agaknya sulit, karena hubungan Gelora dan PKS akhir-akhir ini yang kurang akur,” kelakarnya yang disambut riuh hadirin.  

Agus Purwanto sendiri menanggapi candaan itu dengan kalem. Menurutnya, calon yang bisa maju dalam Pilkada harus punya “peluru” yang banyak. Tanpa itu, hanya sia-sia.

“Kemarin ikut nyalon DPR RI Dapil III, suara saya lumayan, dapat 3.000-an. Tapi karena kalah peluru, ya nggak menang,” katanya ringan.

Sebagai putra daerah yang kesehariannya mengajar di universitas yang ada di Tangerang, ia menyebut bahwa banyak putra daerah yang peduli pada Bumi Mina Tani dan kembali ke daerah untuk berkontribusi membangun Pati. Oleh karena itu, ia pun membangun Pendopo di kampung halamannya agar bisa digunakan masyarakat dalam berkegiatan sosial.

Salah satunya, dengan memfasilitasi dan mengundang para tokoh masyarakat di Pati yang berangkat dari berbagai sektor, untuk membahas Pilkada.

“Menyikapi Pilkada kali ini, kita berharap sosok berikut bisa mendapat pemimpin yang benar-benar memberikan solusi permasalahan di Kabupaten Pati, terutama masalah kebanjiran dan kekeringan. Selain itu, kita juga mengharapkan bahwa pemimpin terpilih nanti mempunyai integritas, terutama masalah KKN, bebas dari praktik kolusi, korupsi, dan nepotisme dan bisa mengayomi seluruh masyarakat Kabupaten Pati,” urainya.

Ia mengusulkan, agar pembangunan di Kabupaten Pati menggunakan sistem stakeholder participation, yang artinya, pembangunan di Pati tidak 100 persen di-handle pemerintah daerah, melainkan harus kolaborasi dengan pusat, swasta, dan juga masyarakat Pati yang berada di luar Kabupaten Pati.

“Semoga dengan pertemuan ini nanti membawa hasil yang kita harapkan, dan nanti ada pertemuan lanjutan, bagaimana membangun Kabupaten Pati dalam dan berkontribusi nyata pada Pati tercinta ini,” pungkasnya. (Nailin RA – Lingkarjateng.id)

Exit mobile version