PATI, Lingkarjateng.id – Plaza Pragolo yang berada di Jalan Raya Pati-Kudus, Kecamatan Margorejo digadang-gadang menjadi salah satu icon oleh-oleh maupun kuliner di Kabupaten Pati.
Melihat potensi yang besar dan wilayah yang strategis, Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disdagperin) Kabupaten Pati merencanakan akan mengembangkan Plaza Pragolo menjadi rest area pantura.
“Pihak kami ingin mengembangkan Plaza Pragolo sebagai rest area sedang kita persiapkan. Kendala kita ada di anggaran. Kita ingin merenovasi dan mengoptimalisasi Plaza Pragolo, sudah kami konsolidasikan dengan UKM yang ada di Plaza Pragolo dan teman-teman kuliner. Misalkan kita buat rest area di Plaza Pragolo seperti apa, karena konsekuensinya mereka harus jualan, terutama kuliner. Selain kuliner, fasilitas yang ada juga harus dibenahi misalnya kamar mandi, tempat istirahat dan sebagainya,” ungkap Hadi Santoso, Kepala Disdagperin Pati, Senin (14/3).
Disisi lain saat ditanya mengenai proyek jalan tol yang nantinya akan membutuhkan rest area, pihaknya akan sangat setuju apabila Plaza Pragolo yang diajukan menjadi rest area untuk wilayah Pati. Namun, pihaknya juga mengungkapkan beberapa konsekuensi, salah satunya dalam bidang ekonomi yang akan terdampak apabila memang benar hal tersebut dilaksanakan.
Bupati Pati Tawarkan Solusi bagi Eks Lokalisasi Lorong Indah
“Kalau saya yang diajukan Plaza Pragolo, tetapi dari Pemkab saya tidak tahu. Saya belum mendengar jauh kesana. Namun, juga perlu dipikirkan karena bagaimanapun ketika ada jalan tol itu pasti mengurangi orang singgah ke tempat-tempat yang dulu menjadi jalur utama. Nanti mungkin volume kendaraan yang melintas di Jalur Lingkar dan Jalur Kota akan berkurang jika ada tol dan itu juga pasti akan berpengaruh pada perekonomian di ruas-ruas jalan. Mungkin di warung, tempat oleh-oleh, tempat istirahat akan berkurang karena lewat tol,” ungkapnya.
Ia mencontohkan jalan tol Semarang-Pekalongan. Menurutnya, dulu banyak orang yang melintas di jalur dalam Kota Pekalongan. Namun, semenjak adanya tol, industri-industri batik kecil di daerah tersebut mulai berkurang karena ada tol.
“Ya nanti pasti di Pati juga akan demikian. Truk yang melintas, kendaraan besar yang melintas akan berkurang karena lewat tol. Tetapi, kalau ada rest area khusus di Pati saya malah sangat setuju dan itu bagus,” pungkasnya. (Lingkar Network | Ika Tamara Dewi – Koran Lingkar)