PATI, Lingkarjateng.id – Salah satu putra daerah Kabupaten Pati sukses menampilkan tari Topeng Mina Tani pada ajang International Mask Festival yang digelar di Rumah Kabudayaan nDalem Djojokoesoeman, Solo baru-baru ini.
Adalah Rafi Rizqullah Arifin (23) yang mampu menunjukkan pesona Kabupaten Pati melalui seni tari dalam event yang dihadiri seniman lokal dan internasional seperti Ekuador, Kamboja, India, Malaysia, Republik Korea, dan Taiwan .
Rafi mengatakan, penampilannya di ajang IMF 2023 itu berawal dari pertemuannya dengan seorang guru tari bernama Evi Septimardiati, pemilik Sanggar Pandu di Gabus, Pati. Kebetulan, Sanggar Pandu sedang membutuhkan seorang penari laki-laki yang siap membawakan Tari Topeng Mina Tani di IMF.
Keinginan pemuda yang baru lulus sarjana di Deakin University Melbourne untuk terjun di bidang seni itu pun langsung terwujud.
“Saya masuk di IMF saya dipertemukan sama seorang sosok guru tari saya, Evi. Kebetulan saya punya keinginan dari dalam diri saya untuk belajar tari tradisional,” ujarnya pada Jumat, 24 November 2023.
Ia mengakui sebelumnya tidak mempunyai keterampilan dasar menari, namun kemampuannya di bidang olahraga menjadi fondasi yang baik dalam mengikuti irama tari. Butuh waktu sebulan lebih dan sesi latihan dua hingga tiga jam setiap harinya hingga dirinya mampu menyajikan tarian Topeng Mina Tani.
“Sama sekali tidak ada, tapi saya suka olahraga, ada basic yoga dan beladiri. Tapi kalau basic tari saya tidak ada sama sekali, hanya senang menari saja,” terangnya.
Di tengah berbagai kesibukannya, pemuda yang lulus dari jurusan Entrepreneurship and Innovation itu berhasil menampilkan tarian yang memukau sekaligus mengharumkan Kabupaten Pati di kancah internasional.
“Sesuatu yang saya tekuni saya wujudkan. Saya beneran jadi penari tidak cuma ucapan saja. Menjadi seorang sosok putra daerah yang membawa nama Pati di kancah internasional,” ungkapnya.
Rafi meyakini, penampilannya di IMF menjadi bekal untuk mengembangkan bakatnya di bidang seni. Ia juga bercita-cita mengembangkan dunia seni di Kabupaten Pati dengan cara memfasilitasi para seniman untuk tampil di ajang baik lokal maupun internasional.
“Saya yakin IMF ini awal dari saya akan tampil di dunia-dunia seni. Kedepannya saya ingin membangun komunikasi seni di Pati, jadi saya bisa support seniman yang ada di Pati. Saya yakin ada banyak banget diluar sana, tapi mungkin yang menjembatani masih agak kurang. Dan tentunya sebagai sosok pemuda, dan akan melakukan agen perubahan,” tuturnya.
Sementara itu Evi Septimardiati, selaku guru tari Rafi, menyampaikan bahwa cita-citanya agar Tari Mina Tani dibawakan seorang laki-laki terwujud berkat penampilan Rafi di IMF.
“Cita-cita saya, topeng Mina Tani suatu saat dibawakan oleh penari laki-laki. Selama ini perempuan,” ungkapnya.
Dia menerangkan bahwa tari Topeng Mina Tani memiliki makna filosofis yang berisi harapan mewujudkan kemakmuran daerah dan masyarakatnya.
“Di tarian Mina Tani itu sendiri mendeskripsikan diversitas atau keberagaman orang-orang yang ada di Pati. Dilihat topengnya ada motif-motif yang melambangkan arti dan simbol-simbol tertentu. Satu contoh ini ada perairan Pati bumi Mina Tani. Kita memiliki kekuatan di perikanan kita. Ada gambar ikan kebijaksanaan, bunga, keindahan di topeng ini,” ceritanya. (Lingkar Networkk | Setyo Nugroho – Koran Lingkar)