Kasus DBD di Dukuhseti Turun, Warga Diimbau Tidak Lengah dan Rutin Lakukan PSN

Kasus DBD di Dukuhseti Turun Warga Diimbau Tidak Lengah dan Rutin Lakukan PSN

SINERGITAS: Pertugas kesehatan Puskesmas Dukuhseti foto bersama dengan peserta LOKMIN LINSEK (Lokakarya Mini Lintas Sektoral), pada Kamis, 12 Oktober 2023. (Dok. for Lingkar/Lingkarjateng.id)

PATI, Lingkarjateng.id Puskesmas Dukuhseti, Kabupaten Pati menggelar LOKMIN LINSEK (Lokakarya  Mini Lintas Sektoral) pada Kamis, 12 Oktober 2023. Dalam kegiatan tersebut dipaparkan capaian kinerja Puskesmas Dukuhseti Tahun 2023.

Salah satu data yang disampaikan yakni mengenai kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) dari Januari hingga September 2023. Dilihat dari data per bulan, tren kasus DBD di Kecamatan Dukuhseti cenderung mengalami penurunan.

“Jumlah kasus DBD per bulan dari Januari ada 15 kasus, Februari 12 kasus, Maret 5 kasus, April 1 kasus, Mei 1 kasus, Juni 2 kasus, Juli 6 kasus, Agustus 2 kasus, dan September 2 kasus,” kata Kepala Puskesmas (Kapus) Dukuhseti Titik Wahyuni, S.Si.T.,M.Kes saat dihubungi di Pati, pada Kamis, 12 Oktober 2023.

Ia menjelaskan, penurunan kasus DBD di Kecamatan Dukuhseti dikarenakan dua faktor utama, yaitu datangnya musim kemarau dan masyarakat yang giat melaksanakan gerakan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) dengan 3M Plus, yaitu: menguras tempat penampungan air, menutup tempat-tempat penampungan air, mendaur ulang berbagai barang yang memiliki potensi untuk dijadikan tempat berkembang biak nyamuk Aedes Aegypti yang membawa virus DBD pada manusia.

Sementara, yang dimaksud pada poin Plus antara lain menanam tanaman yang dapat menangkal nyamuk, memeriksa tempat-tempat yang digunakan untuk penampungan air, memelihara ikan pemakan jentik nyamuk, menggunakan obat anti nyamuk, memasang kawat kasa pada jendela dan ventilasi yang ada di rumah, melakukan gotong royong untuk membersihkan lingkungan secara bersama, meletakkan pakaian yang telah digunakan dalam wadah yang tertutup, memberikan larvasida pada penampungan air yang susah untuk dikuras, memperbaiki saluran dan talang air yang tidak lancar.

“Gerakan PSN ini juga didukung oleh semua pihak dari Forkompimcam, kepala desa dan jajarannya, kader, serta masyarakat,” tuturnya.

Menurutnya, gerakan PSN lebih efektif dibanding fogging karena dapat memberantas telur dan jentik nyamuk sehingga tidak sempat untuk berkembangbiak.

“Fogging itu hanya membunuh nyamuk dewasa dan masih banyak jentik yang tidak mati. Maka dari itu, PSN lebih efektif karena pencegahan perkembangbiakan nyamuk,” ucapnya.

Lebih lanjut, ia meminta masyarakat untuk tidak lengah dan rutin menjalankan gerakan PSN agar DBD dapat zero case (nol kasus). (Lingkar Network | Koran Lingkar)

Exit mobile version