PATI, Lingkarjateng.id – Banjir yang merendam Desa Ketitang Wetan, Kecamatan Batangan, Pati kian parah. Akibatnya, aktivitas warga lumpuh dan hanya mengandalkan bantuan makanan dari relawan. Seperti keluarga Ali Maskuri ini, ia yang bekerja serabutan dan isterinya sebagai kuli pabrik garam, seminggu ini tidak bisa bekerja. Untuk makan ia hanya mengandalkan kiriman relawan.
Seperti inilah kondisi rumah pasutri Ali Maskuri dan Parsini, warga RT 2 RW 2, Desa Ketitang Wetan, Kecamatan Batangan, Pati. Sudah lima hari pasangan pasutri yang bekerja serabutan ini hanya mengandalkan rangsuman makanan dari para relawan. Pasalnya, untuk aktivitas sudah lumpuh dan rumahnya sudah terendam banjir dengan ketinggian 70 centimeter.
Pati Banjir, Biawak Raksasa Menyerupai Buaya Masuk ke Rumah Warga Ketitang Wetan
Ali Maskuri mengatakan, banjir yang merendam ini sudah 5 hari. Namun, bukannya surut ketinggian air malah bertambah. Saat ini dalam rumah sudah mencapai 70 centimeter dan aktivitas sudah lumpuh. Untuk makan, ia bersama istrinya hanya mengandalkan kiriman makanan dari relawan.
“Nggak bisa kerja lagi, karena banjir. saat ini aktivitas hanya begini, di rumah, nunggu banjir surut. Sudah 5 hari kayak gini. Buat makan nunggu kiriman dari relawan,” terangnya.
Banjir yang merendam Desa Ketitang Wetan ini merupakan banjir terparah setelah banjir 2014 lalu. Ketinggian air saat ini di jalan mencapai 130 centimeter dan di dalam rumah 70 centimeter. Warga berharap ada perhatian dari pemerintah, pasalnya, sejak banjir melanda bantuan hanya datang dari relawan. Sementara dari pemerintah belum juga turun. (Lingkar Network | Lingkarjateng.id)