KUDUS, Lingkarjateng.id – Intensitas curah hujan yang tinggi mengguyur Kota Kudus akhir-akhir ini menyebabkan tanggul Sungai Dawe jebol karena tidak mampu menampung debit air dan akhirnya terjadi banjir. Menurut Nur Taufiq selaku Kepala Desa Golan Tepus, kondisi tanggul sudah terkikis dan rencananya pembangunan talud Sungai Dawe akan dilaksanakan pada tahun ini.
“Memang sebenarnya kondisinya sudah terkikis dan sudah ada rencana pembangunan talud Sungai Dawe pada tahun ini. Tetapi malah sudah jebol lebih dulu,” kata Kepala Desa Golan Tepus, Nur Taufiq pada (10/03).
Ia mengatakan, surutnya banjir yang menggenangi pemukiman warga setempat di karenakan di dekat wilayah tersebut terdapat persawahan. “Alhamdulillah ada sawah, sehingga air dapat mengalir ke sawah. Jika di sekitar sini tidak ada sawah kemungkinan pemukiman warga bisa tenggelam atau paling tidak masuk kamar,” ungkapnya.
Intensitas Hujan Tinggi, Desa Rahtawu Kembali Longsor
Ia juga mengatakan, kejadian ini di karenakan sungai yang dangkal sehingga perlu normalisasi sungai dan pembersihan bambu di sekitar sungai. “Tetapi ini kendalanya, karena dekat dengan rumah warga jadi nanti yang harus dipikirkan adalah tempat untuk membuang material tanah tersebut,” paparnya.
Kejadian ini tidak memakan korban jiwa. Namun, akibat dari tanggul jebol tersebut menyebabkan 15 rumah yang dihuni oleh 60 KK (Kepala Keluarga) yang berada di RT 03 RW 01, Dukuh Golan, Desa Golan Tepus tergenang air. “Yang longsor kira-kira sekitar 2 meter dan luas sungai ini kira-kira 15 meter hingga 20 meter serta panjangnya 2 kilometer. Sedangkan, kerugiannya ditaksir sebesar Rp 1 juta,” ucapnya.
Ia juga turut mengapresiasi warga sekitar yang turut serta bergotong royong dalam membantu membersihkan material setelah banjir terjadi. Menurut keterangan Ahmad Munaji, Kasi Kedaruratan dan Logistik BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah) Kudus, untuk penanggulangan darurat sementara dilakukan peninggian tanggul dengan karung plastik berisi tanah, di area tanggul yang mengalami kelongsoran.
“Kurang lebih ada 400 karung tadi yang di gunakan,” jelasnya. Pihaknya menyatakan untuk penanganan kedepannya akan ditindak lanjuti oleh Balai Besar Wilayah Sungai Pemali Juwana (BBWS).
Adapun pihak yang terlibat dalam penanganan pasca terjadinya banjir ini meliputi Petugas BPBD, relawan gabungan, BBWS Pemali Juwana, Koramil Mejobo, Polsek Mejobo, Pemerintah Kecamatan, Pemerintah Desa Golan Tepus, dan warga setempat. “Warga setempat kurang lebih ada 100 orang relawan tadi,” pungkasnya. (Lingkar Network l Falaasifah – Lingkarjateng.id)