KUDUS, Lingkarjateng.id – Smart village merupakan program Kementerian Desa untuk mewujudkan desa yang lebih berdaya saing dalam segala aspek melalui penerapan digitalisasi pelayanan.
Sejumlah pemuda Kabupaten Kudus bersama siswa SMK NU Ma’arif dan SMK Bhakti Kudus pun turut dilibatkan dalam mengembangkan inovasi tersebut, khususnya untuk mengelola sistem informasi desa.
Duta Digital atau Koordinator Program Smart Village Kemendesa Kabupaten Kudus, M. Yusrul Niam Aulamuna, mengatakan bahwa dalam mencapai tujuan desa cerdas di Kudus harus melibatkan beberapa sektor. Diantaranya seperti Dinas PMD, Dinas Arpusda, Dinas Kominfo dan dinas lainnya. Selain itu pihaknya juga bekerja sama dengan pihak swasta seperti perguruan tinggi maupun sekolah.
Niam menyebut progam desa cerdas dari Kementrian Desa ini memiliki indikasi pencapaian 6 pilar yaitu ekonomi cerdas, masyarakat cerdas, tata kelola cerdas, kehidupan cerdas, mobilitas cerdas dan lingkungan cerdas.
Program smart village diharapkan bisa membentuk masyarakat cerdas dalam memahami informasi dan tata kelola pemerintahan yang bisa diakses secara daring.
“Jadi mereka bisa menerapkan dari yang awalnya pelayanan pemerintahan yang konvensional atau manual bisa berubah jadi modern, dengan tinggal klik lewat gawai atau web bisa ngurus surat yang dibutuhkan dari desa,” ujarnya.
Selain itu, kata Niam, smart village dapat mendukung kemajuan ekonomi desa sebab dalam pelaksanaannya duta digital diberikan berbagai pelatihan seperti digital marketing hingga pengelolaan marketplace.
“Dalam hal ini, kami melatih siswa dengan pelatihan digital marketing, pelatihan pengelolaan marketplace, pelatihan Canva dan editing sebagai sarana meningkatkan ekonomi masyarakat desa,” jelasnya.
Sedangkan, untuk target smart village ini ditunjukkan kepada pemerintah desa dan masyarakat desa agar sadar digitalasi dan melek informasi.
“Hal ini didasari karena sampai sekarang banyak informasi yang sulit tersampaikan ke warga pelosok desa. Sehingga masyarakat dituntut sadar digitalisasi, entah dalam bentuk menggunakan aplikasi maupun web dalam gawai atau lainnya,” paparnya.
Pihaknya juga bekerjasama dengan Dinas Arpusda untuk mengajak masyarakat Kudus meningkatkan kesadaran literasi. Kerja sama juga dilakukan dengan Kominfo untuk memfasilitasi web desa, juga kerja sama dengan SMK untuk pengadaan siswa magang dimulai dari beberapa desa Kecamatan Bae dengan harapan akan merata se-Kabupaten Kudus.
“Poin penerjunan siswa ke desa adalah desa dapat terbantu dengan adanya tambahan SDM yang fresh dan siswa dapat belajar dari lapangan (desa) untuk menciptakan desa cerdas salah satunya Desa wajib mempunyai sosial media,” katanya. (Lingkar Network | Nisa Hafizhotus. S – Lingkarjateng.id)