Objek Wisata Dipadati Pengunjung, Disbudpar Kudus : Prioritaskan Keamanan dan Keselamatan

TERTIB Tukang ojek di area Makam Sunan Muria Desa Colo Kecamatan Dawe Kabupaten Kudus sedang antre untuk menjemput penumpang

TERTIB: Tukang ojek di area Makam Sunan Muria Desa Colo, Kecamatan Dawe, Kabupaten Kudus sedang antre untuk menjemput penumpang.

KUDUS, LINGKAR – Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kabupaten Kudus memastikan keamanan tempat atau objek wisata di wilayah setempat menjelang libur Lebaran Hari Raya Idul Fitri 1445 Hijriah. Mengingat, jumlah wisatawan di Kabupaten Kudus saat libur Lebaran biasanya mengalami kenaikan yang signifikan. Baik itu wisatawan lokal maupun dari luar daerah.

Kepala Disbudpar Kabupaten Kudus Mutrikah mengatakan, pihaknya telah melakukan rapat koordinasi untuk memastikan keamanan tempat wisata. Hal ini supaya para wisatawan bisa menikmati tempat wisata dengan aman dan nyaman.

Ia menuturkan, setiap pengelola destinasi wisata diminta untuk intens berkoordinasi dengan instansi pengamanan setempat untuk keamanan wilayah. Contohnya seperti berkoordinasi dengan Polsek di wilayah masing-masing. Kemudian, pengelola destinasi wisata juga bisa berkoordinasi dengan instansi kesehatan setempat yakni seperti puskesmas atau klinik terdekat.

Selanjutnya untuk memastikan keamanan tempat wisata, Disbudpar juga telah melakukan koordinasi dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kudus. Ini dilakukan untuk memetakan tempat-tempat wisata yang rawan terjadi bencana.

“Kami sudah memetakan destinasi wisata yang rawan bencana, terlebih di musim penghujan seperti saat sekarang. Keselamatan pengunjung menjadi prioritas bagi Disbudpar Kudus yang harus diperhatikan,” tuturnya, baru-baru ini. 

Pihaknya mengaku standarisasi wahana di tempat wisata juga telah dipastikan keamanannya. Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi supaya tidak terjadi kecelakaan di tempat wisata.

“Bukannya kita berharap ada kecelakan itu tidak, tapi ini sebagai antisipasi kita. Jadi kami memastikan keamanan di tempat-tempat wisata,” ujarnya.

Tak hanya memastikan keamanan di wahana atau tempat wisata saja, Disbudpar Kabupaten Kudus juga memperhatikan keamanan makanan atau pangan bagi wisatawan. Oleh karena itu, Mutrikah menegaskan bahwa pihaknya telah melakukan koordinasi dengan Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) Kudus untuk ikut memonitoring pelaku usaha kuliner yang ada di area tempat wisata.

“Saya minta untuk mereka (pelaku usaha kuliner) tetap dimonitoring, disidak untuk menyiapkan makanan yang aman untuk wisatawan,” pintanya.

Termasuk juga dengan sejumlah tempat oleh-oleh, Mutrikah meminta agar pelayanan kepada wisatawan dalam hal makanan, bisa prima. Sehingga, para wisatawan bisa betah berlama-lama dan tidak takut mencicipi kuliner yang ada di Kabupaten Kudus.

“Kita koordinasi dengan DKK Kudus untuk menjamin keamanan makanan atau pangan bagi para wisatawan,” tegasnya.

Sebagai informasi, Kabupaten Kudus memiliki sejumlah kuliner khas yang telah dikenal secara luas oleh masyarakat. Di antaranya seperti Soto Kerbau, Garang Asem, Lentog Tanjung, Jenang Kudus, dan masih banyak lagi.

Lebih lanjut, Mutrikah juga menekankan, meskipun saat ini Kabupaten Kudus sudah masuk dalam masa endemi Covid-19, pihaknya tetap mengimbau kepada para pengelola wisata untuk tetap menjaga protokol kesehatan. Hal ini untuk menjaga agar kasus Covid-19 tidak muncul kembali.

“Sarana dan prasarana Covid-19 tetap kami minta untuk disiagakan menyambut para wisatawan,” ucapnya. (isa/ika)

TERTIB: Tukang ojek di area Makam Sunan Muria Desa Colo, Kecamatan Dawe, Kabupaten Kudus sedang antre untuk menjemput penumpang.

Imbau Satgas Pariwisata Rutin Koordinasi dengan Stakeholder, Maksimalkan Kesiapan Objek Wisata Hadapi Libur Lebaran

SATUAN tugas (Satgas) pariwisata bakal diterjunkan selama masa libur Lebaran Hari Raya Idul Fitri 1445 Hijriah. Satgas ini diterjunkan khusus oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kabupaten Kudus untuk memonitoring kenaikan jumlah wisatawan.

Untuk memaksimalkan monitoring tersebut, Satgas Pariwisata ini pun rutin melakukan koordinasi dengan stakeholder terkait. Koordinasi ini dilakukan untuk memaksimalkan kesiapan tempat wisata saat libur Lebaran.

“Koordinasi kami jalin dengan stakeholder maupun semua pelaku usaha pariwisata. Mulai dari Polres, Dishub, Satpol PP, BPBD, DKK, PHRI, BPW, GIPTA, dan lain-lain,” kata Kepala Disbudpar Kudus Mutrikah.

Ia memaparkan, koordinasi dengan BPBD yakni dilakukan untuk memetakan destinasi wisata yang rawan bencana. Kemudian, terkait masalah akses jalan dan lampu penerangan jalan umum (LPJU), pihaknya juga telah berkoordinasi dengan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait.

“Karena pengunjung ‘kan tidak siang hari saja, ada yang malam juga. Jadi lampu penerangan jalan kita perhatikan,” ujarnya.

Sementara itu, untuk ikut memonitoring kegiatan-kegiatan dari para pelaku usaha kuliner, pihaknya berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) Kudus. Termasuk, berkoordinasi dengan Polres Kudus, Camat, dan pemerintah desa setempat untuk memastikan keamanan tempat wisata di wilayah masing-masing.

Khusus destinasi wisata air seperti Bendung Logung, kata Mutrikah, pihaknya memastikan bahwa nantinya ada posko pemantauan yang didirikan di sekitar destinasi wisata. Posko tersebut dijaga oleh satgas pariwisata dan jajaran TNI Polri untuk mengantisipasi terjadinya kecelakaan saat berwisata. 

“Kemarin kami sudah terima surat edaran dari kemenparekraf, juga diajak rapat oleh Dinporapar Provinsi Jawa Tengah terkait hasil rapat dengan Polda Jateng, dan kami sudah menindaklanjuti dengan OPD terkait, untuk check and recheck persiapan jelang libur lebaran,” jelasnya.

Terpisah, Kapolres Kudus AKBP Dydit Dwi Susanto menambahkan, pihaknya menerjunkan sekira 300 personel untuk mengamankan Lebaran dalam operasi ketupat candi mulai tanggal 4-16 April 2024. 

Pihak Kepolisian sudah mendirikan dua pos induk gabungan TNI-Polri dan tujuh pos sementara. Pos sementara didirikan di beberapa lokasi, di antaranya di daerah wisata air Bendung Logung. 

“Pos pengamanan sementara di Bendungan Logung ini berfungsi mengamankan warga yang yang berlibur di wahana air agar tertib SOP (Standar Operasional Prosedur). Petugas harus cek betul kalau ada yang tidak pakai pelampung jangan diizinkan berlayar,” pintanya.

Beberapa titik lain yang bakal menjadi perhatian yaitu di kawasan Terminal Wisata Colo. Terminal pemberhentian bus yang ada di lereng Gunung Muria ini menjadi salah satu perhatian karena biasanya saat libur Lebaran di wilayah sini terjadi peningkatan pengunjung yang ingin berziarah ke Makam Sunan Muria atau warga yang ingin berlibur menikmati keindahan Gunung Muria.“Pengalaman sebelumnya saat Lebaran di Colo sangat ramai. Maka kami akan siapkan pos strong point di sana untuk turut menjaga keamanan selama libur Lebaran,” jelasnya. (NISA HAFIZHOTUS SYARIFA/KORAN LINGKAR)

Exit mobile version