KUDUS, Lingkarjateng.id – Bencana tebing longsor kembali terjadi di daerah Rahtawu, tepatnya di Dukuh Tumpuk Desa Rahtawu Kecamatan Gebog Kudus,pada Kamis (03/03), sekitar pukul 15.20 wib. lokasi bencana ini berdekatan dengan bencana tebing longsor yang sebelumnya terjadi baru-baru ini. Berbeda dengan bencana longsor sebelumnya, terjadinya bencana longsor ini tidak menimbulkan korban.
Kepala Pelaksana Harian Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kudus Rinardi Budiyanto mengatakan penyebab dari bencana tebing longsor ini disebabkan intensitas hujan yang tinggi akhir-akhir ini, juga karena kontur tanah dan letak geografis lokasi terjadinya bencana longsor tersebut.
“Jadikan memang kontur tanah sana tebing, dengan kecuraman yang hampir 90 derajat, dan tinggi tebing mencapai 15 M, saat hujan seperti ini memang rawan terjadi longsor,” ungkapnya.
Rahtawu Longsor, Bupati Kudus Instruksikan Penanganan Darurat
Untuk itu pihaknya langsung melakukan giat pembersihan dan penanganan darurat di lokasi bencana tebing longsor, agar akses jalan dapat berjalan normal kembali.
“Kita langsung lakukan giat pembersihan jalan sampai jam sembilan malam, dengan menggunakan peralatan yang portable bisa dibawa masing-masing individu, untuk melaksanakan pembersihan karena kan untuk akses jalan harus segera terbuka,” imbuhnya.
Ia menambahkan pihak yang terlibat dalam giat tersebut mencakup beberapa elemen yakni: Petugas BPBD, TNI dan Polri, Pemerintah Kecamatan Gebog, Pemerintah Desa Rahtawu, Sagas Destana Rahtawu, Relawan FRB, dan masyarakat sekitar desa setempat.
“Semua pihak yang terlibat ikut turun tangan, jadi bisa capat tertangani, karena kemarin longsorannya cukup banyak dan harus cepat ditangani,” jelasnya.
Butuh Perbaikan, Penghubung Jalan Kedungjati Grobogan-Salatiga Alami Longsor
Untuk situasi pada hari ini, pihaknya mengatakan sesuai instruksi Bupati Kudus, Dinas (Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat) PUPR akan menurukan tim untuk melakukan evakuasi lanjutan di tempat terjadinya longsor.
“Dinas PUPR tadi pagi sudah menurunkan timnya untuk tindak lanjut menggunakan alat bego mungkin kecil ya karena untuk mengantisipasi terjadinya longsor susulan , karena cuacanya seperti ini masih dimungkinkan terjadi bencana susulan” paparnya.
Dalam rangka meminimalisir terjadinya bencana yang sama, Ia mengatakan Bupati Kudus sudah mengarahkan untuk pembuatan semacam talud atau pondasi untuk mengurangi kerawanan longsor tebing.
Longsor, Ratusan Warga Desa Tempur Jepara Sempat Terisolasi
“Kecuraman tebing hampir 90 derajat dan tinggi tebing 15 Meter, penanganan dan kajiannya ahrus cermat, selain itu lahan itu milik pribadi dan perorangan, tapi menurut arahan pak Bupati, Camat dan Kepala Desa kemarin, masalah yang warga yang punya tanah itu enggak masalah digunakan untuk perkuatan tanggul dan tebing karena” ungkapnya.
Tak lupa ia juga menghimbau masyarakat Kudus maupun luar daerah untuk selalu update informasi terkait cuaca, dan sebaiknya menunda berpergian saat cuaca sedang extrem. Ia juga berharap pemerintah desa untuk selalu siap siaga dalam menghadapi bencana.
“Harapannya pemerintah desa ini setiap hari dari relawan dan satgas bencana untuk antisipasi, karena musim penghujan ini ada beberapa wilayah di Kudus yang rawan bencana baik tanah longsor, puting beliung, dan banjir. Dan juga pemerintah desa yang lebih mumpuni karena mereka yang lebih tahu potensi-potensi daerah yang rawan bencana,” pungkasnya. (Lingkar Network I Falaasifah – Koran Lingkar)