KUDUS, Lingkarjateng.id – Sambutan penonton yang meriah luar biasa menutup Resital Piano dan Konser Musik Klasik dari seorang pianis cilik asal Kabupaten Kudus. Resital piano sendiri adalah pertunjukan musik secara live di depan publik dalam rangka sang pemain piano ingin mempresentasikan sebuah karya dalam alunan piano.
Kali ini seorang gadis cilik bernama Nadia Farah Maulida menggelar resital piano di Serua Creative Space, Kudus, pada Minggu, 17 November 2024. Kegiatan ini didukung oleh Bakti Budaya Djarum Foundation
Nadia sendiri saat ini masih kelas 5 di SDIT Umar Bin Khathab Kudus. Meskipun masih bocah, Nadia mampu membawakan lagu dari komponis dunia.
Repertoar pertama dibuka dengan karya dari zaman Barok milik Johann Sebastian Bach, berjudul Invention 1 in C Major. Karya ini muncul karena kebutuhan yang sangat sederhana dari seorang Bach yang mencoba mengajarkan anak keduanya keterampilan keluarga, dalam hal ini keterampilan musik.
Kemudian dilanjutkan dengan karya dari Beetheoven, Moonlight Sonata. Bagian pertama komposisi ini terdengar seperti cahaya bulan yang bersinar di Danau Lucerne. Kemudian karya tersebut diterbitkan sebagai “Moonlight Sonata” yang terdiri dari 3 bagian. Selesai membawakan bagian 1, Nadia memainkan moonlight sonata bagian 2. Sesi pertama ditutup dengan Moonlight Sonata bagian 3 yang membuat penonton terkesima dengan permainan sang pianis.
Sebelum memasuki sesi kedua, konser musik klasik yang bertajuk “Melodies Of Valor” diselingi dengan penampilan Stargaze Ensamble, membawakan lagu-lagu klasik yang juga membuat penonton semakin terbawa suasana. Stargaze Ensamble sendiri adalah grup musik yang terdiri dari guru dan murid Sanggar untuk Negeri Kudus, tempat di mana Nadia belajar piano sejak TK. Selain piano, Nadia juga belajar vocal klasik sejak kelas 4 SD di Sanggar untuk Negeri Kudus.
Nadia membuka sesi 2 resital piano dengan karya dari Chopin berjudul Fantaisie Impromptu. Karya yang ia dedikasikan untuk sahabat karibnya Julian Fontana, orang yang menerbitkan Fantaisie Impromptu pada tahun 1855 setelah kematian Chopin. Tepuh riuh penonton bergemuruh usai Nadia memainkan komposisi Chopin yang paling terkenal dan paling sering ditampilkan, serta telah muncul di seluruh media popular.
Sebagai penutup, Nadia memainkan komposisi karya dari seorang pianis dan maestro legendaris asal Indonesia yang namanya sudah mendunia yakni Jaya Suprana. Tembang Alit adalah komposisi yang dipilih Nadia mewakili zaman modern. Komposisi ini melukiskan jiwa Jaya Suprana yang lahir di Bali dan tumbuh di Semarang, Jawa Tengah. Perpaduan irama khas tembang Jawa yang halus berpadu irama yang lamban dengan nuansa, corak, serta ritme enerjik Bali.
Nadia sendiri merasa grogi dan gugup sebelum tampil. Namun, karena baginya ini adalah resital pertamanya, ia harus menjiwai setiap komposisi.
Pihak Penyelenggara, Nada Indonesia mengatakan bahwa rencananya kegiatan ini akan diadakan setiap tahun untuk memberi ruang kepada musik klasik, khususnya untuk musisi dari kalangan anak-anak. (Lingkar Network | HMS – Lingkarjateng.id)