Sempat Jadi Primadona, Wisata Rawa Bladon Kendal Kini Terbengkalai

TERBENGKALAI: Wisata Rawa Bladon di Dusun Krayapan, Desa Purwokerto, Kecamatan Brangsong, Kabupaten Kendal tampak tak terurus lagi pada Jumat, 16 Februari 2024. (Robison/Lingkarjateng.id)

TERBENGKALAI: Wisata Rawa Bladon di Dusun Krayapan, Desa Purwokerto, Kecamatan Brangsong, Kabupaten Kendal tampak tak terurus lagi pada Jumat, 16 Februari 2024. (Robison/Lingkarjateng.id)

KENDAL, Lingkarjateng.id – Pesona wisata air Rawa Bladon yang sempat menjadi wisata andalan di Dusun Krayapan, Desa Purwokerto Kecamatan Brangsong Kabupaten Kendal kian meredup, bahkan terlihat tak terurus.

Pada 2017 silam wisata Rawa Bladon sempat menjadi destinasi unggulan. Namun enam tahun berlalu kondisinya memburuk, hanya menyisakan spot pemancingan yang juga tak diminati masyarakat.

Kondisi di awal Februari 2024, Rawa Bladon yang dulu ramai pengunjung dengan pemandangan sawah di sekitarnya kini tak terawatt. Tampak jalan setapak menuju spot pemancingan Sebagian besar tertutup rumput liar. Kemudian kondisi air pemancingan juga kotor oleh sampah daun dan rumpu. Sementara gazebo dan lapak penjual di pinggiran rawa juga tampak terbengkalai.

Salah satu warga yang kebetulan sedang memancing di Rawa Bladon, Zaenuri (27), mengatakan bahwa dulu wisata air Rawa Bladon sempat menjadi jujugan masyarakat pada 2016 sampai 2027. “Saat itu, Rawa Bladon atau Kali Bladon sempat menjadi sorotan dan ramai dibicarakan di media sosial. Air rawanya yang berwarna hijau bening menjadi daya tarik utama bagi para pengunjung yang ingin berfoto,” kata Zaenuri, Jumat, 16 Februari 2024.

Setiap akhir pekan dulu, tempat ini selalu dipadati pengunjung dari berbagai daerah, yakni dari Semarang, Boja, dan daerah luar Kendal Namun, kini suasananya telah berubah drastis. 

“Rawa ini sebenarnya merupakan saluran irigasi. Tanpa perawatan yang memadai, akhirnya tempat ini terbengkalai dan tertutup eceng gondok,” bebernya.

Menurutnya, menghidupkan kembali kejayaan wisata Rawa Bladon tidak akan mudah. Sebelumnya, upaya pengelolaan telah dilakukan namun pembangunan beberapa sarana terhenti begitu saja tanpa alasan.

“Tidak diketahui dengan pasti apa penyebabnya. Yang jelas, saat ini Rawa Bladon terlihat sepi dan terbengkalai seperti sungai pada umumnya,” terang Zaenuri.

Dulu juga menyampaikan dulu sempat diberlakukan retribusi masuk dan tarif parkir bagi para pengunjung Rawa Bladon dengan biaya Rp5.000 termasuk parkir. Fasilitas seperti gazebo juga disediakan bagi para pengunjung untuk berfoto dan bersantai.

Soale sudah lama kalau enggak salah bayar Rp.000,” sambungnya.

Namun sekarang tempat ini sepi dan terbengkalai. Zaenuri berpendapat dengan kondisi yang semakin memprihatinkan, perlu adanya perhatian khusus dari berbagai pihak terkait untuk mengembalikan gemerlapnya wisata air Rawa Bladon. 

“Hanya dengan kerja sama yang baik, impian untuk melihat kembali keindahan dan kehidupan di tempat ini dapat terwujud,” tandasnya. (Lingkar Network | Robison – Lingkarjateng.id)

Exit mobile version