Sebanyak 230 Ton Sampah di Kendal Belum Tertangani Maksimal

SOSIALISASI: DLH Kendal bersama Sekolah Sampah Nusantara (SSN) Jakarta menyosialisasikan penggunaan mesin ATM Dropbox Digital di Aula Kecamatan Weleri, Kabupaten Kendal. (Arvian Maulana/Lingkarjateng.id)

SOSIALISASI: DLH Kendal bersama Sekolah Sampah Nusantara (SSN) Jakarta menyosialisasikan penggunaan mesin ATM Dropbox Digital di Aula Kecamatan Weleri, Kabupaten Kendal. (Arvian Maulana/Lingkarjateng.id)

KENDAL, Lingkarjateng.id – Sub Koordinator Kebersihan dan Pengelolaan Sampah Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kendal, Wiwik Julianti, mengatakan bahwa produksi sampah di Kabupaten Kendal perharinya mencapai sekitar 410 ton namun yang dapat tertangani hanya sekitar 180 ton.

“Jadi masih ada sekitar 230 ton yang belum tertangani oleh kita. Nah, itu ada mungkin yang dibakar, ada yang masuk ke sungai. DLH terus melakukan edukasi terkait sampah. Tetapi kita juga minta peran serta dari seluruh elemen untuk turut membantu mengatasi permasalahan sampah ini,” terang Wiwik.

Wiwik menyampaikan bahwa DLH Kendal terus melakukan edukasi terkait penanganan sampah, namun implementasinya butuh peran semua masyarakat. Salah satunya melalui pengelolaan bank sampah.

Dirinya berharap adanya bank sampah digital dapat diimplementasikan di masing-masing desa agar dapat mengurangi permasalahan sampah di Kabupaten Kendal.

“Kewajiban dari masing-masing desa untuk melakukan pengelolaan sampah secara mandiri. Karena kalau tidak dibantu Pemdes, TPA akan membludak,” bebernya.

Sementara itu, Pemerintah Kecamatan Weleri, Kabupaten Kendal mendapatkan hibah ATM Sampah Dropbox Digital lengkap beserta peralatan aplikasi senilai Rp 7,5 juta dari Sekolah Sampah Nusantara (SSN) Jakarta.

Camat Weleri, Dwi Cahyono Suryo, mengatakan bahwa ATM Dropbox Digital merupakan bank sampah yang dikelola secara digital yang difasilitasi oleh SSN. Dirinya berharap adanya mesin ATM sampah di Kecamatan Weleri dapat menjadi salah satu solusi dalam penanganan sampah khususnya di Weleri.

“Kabupaten Kendal telah memiliki perda dan perbup sampai turunannya sampai desa sudah ada, tapi kenyataannya sampai saat ini masih ada ketidakberhasilan, atau mungkin mandek. Sehingga kali ini kita mendatangkan beliau dari SSN Kementerian Lingkungan Hidup untuk memberikan solusi penanganan sampah melalui mesin ATM Dropbox Digital,” jelasnya pada Selasa, 24 Oktober 2023.

Di sisi lain, Founder SSN Titik Nuraini menjelaskan bahwa prinsip dasar pengolahan sampah adalah pemilahan. Yakni antara sampah organik seperti sisa makanan, sisa sayur, sisa buah, daun, rumput, dan lain sebagainya. Kemudian sampah anorganik, seperti plastik, kaca, kertas, kaleng, logam, maupun sampah B3 yaitu baterai, lampu, botol pembasmi serangga dan sejenisnya.

“Kalau organik bisa dipilah dan dijadikan kompos misalnya. Kalau botol-botol bisa masuk bank sampah. Dan saat ini ‘kan eranya digital, ATM Dropbox Digital, ini adalah bank sampah di era digital yang memanfaatkan teknologi dan gadget,” terang Titik.

Dengan ATM Dropbox Digital ini warga dapat bertransaksi secara digital menggunakan aplikasi. Dimana semua terdata, tercatat dan terlacak setiap transaksi, termasuk nilai insentif yang tertera.

“Jadi semacam mesin ATM Dropbox Digital. Caranya, warga men-download aplikasi Dbx-Mauntrash, setelah itu scan QR-Code, kemudian masukkan botol kedalam dropbox dan insentif akan masuk dalam saldo aplikasi secara real time online,” ungkapnya. (Lingkar Network | Arvian Maulana – Koran Lingkar)

Exit mobile version