Proklim Bumi Lestari Kendal Gandeng Pentahelix Kurangi Dampak Perubahan Iklim

Proklim Bumi Lestari Kendal Gandeng Pentahelix Kurangi Dampak Perubahan Iklim

PENGHIJAUAN: Masyarakat bersama-sama melakukan penanaman pohon sekaligus pelestarian sumber air di Desa Gondang, Kecamatan Limbangan, Kabupaten Kendal. (Dok. DLH Kendal for Lingkar/Lingkarjateng.id)

KENDAL, Lingkarjateng.id Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Kendal terus berupaya melaksanakan Program Kampung Iklim (Proklim) Bumi Lestari.

Salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan menggandeng unsur Pentahelix yakni, pemerintah, swasta, Lembaga Swadaya Masyarakat atau komunitas masyarakat, akademisi, dan media.

Proklim adalah program berlingkup nasional yang dikelola oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) RI, dalam rangka mendorong masyarakat untuk melakukan peningkatan kapasitas adaptasi terhadap dampak perubahan iklim dan penurunan emisi gas rumah kaca.

Proklim Bumi Lestari Bantu Berdayakan Ekonomi Masyarakat Kendal

Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Kendal, Aris Irwanto mengatakan, pembangunan Kampung Iklim Bumi Lestari di Kendal merupakan ikhtiar bersama dalam rangka mengurangi dampak perubahan iklim gas rumah kaca dan mitigasi bencana.

“Ini merupakan upaya bersama seluruh komponen masyarakat Kendal secara pentahelix, baik itu pemerintah daerah, pemerintah desa, pelaku usaha, akademisi, masyarakat juga media untuk mengurangi perubahan iklim gas rumah kaca dan mitigasi bersama,” kata Aris Irwanto.

Aris mengungkapkan, kondisi alam yang saat ini kurang bersahabat adalah dampak dari masyarakat yang tidak disiplin dan kurang menjaga lingkungan.

“Kedisiplinan kita dalam pengelolaan lingkungan itu tidak sehat. Contohnya buang sampah sembarangan, kemudian penggundulan hutan, kurangnya mendayagunakan tanah sebagai penyerap air hujan, boros energi dan lain sebagainya,” ungkapnya.

Sehingga untuk mengatasi dampak perubahan iklim gas rumah kaca, pihaknya bersama-sama melakukan pendekatan secara pentahelix untuk membuat Proklim Bumi Lestari.

Ia berharap, adanya Proklim Bumi Lestari bisa menjadikan masyarakat lebih bijaksana dalam mengelola lingkungan.

“Harapan kita dari proklim ini, pemberdayaan masyarakat lokal lebih arif, lebih bijaksana dalam pengelolaan lingkungan hidup. Baik itu penghijauan, kemudian membangun sumur resapan, juga terkait dengan masalah penghematan energi dengan memaksimalkan penggunaan bio gas dalam menyiapkan energi yang terbarukan,” imbuhnya. (Lingkar Network | Arvian Maulana – Koran Lingkar)

Exit mobile version