Proklim Bumi Lestari Bantu Berdayakan Ekonomi Masyarakat Kendal

Proklim Bumi Lestari Bantu Berdayakan Ekonomi Masyarakat Kendal

PENGELOLAAN SAMPAH: Sampah organik yang diolah menjadi pupuk kompos di Desa Gondang, Kecamatan Limbangan, Kabupaten Kendal. (Dok. DLH Kendal for Lingkar/Lingkarjateng.id)

KENDAL, Lingkarjateng.id Program Kampung Iklim (Proklim) Bumi Lestari dapat memberdayakan masyarakat, sehingga ekonomi warga bisa meningkat, salah satunya adalah pengelolaan sampah. Dalam pengelolaan sampah, masyarakat bisa mengubah sampah menjadi pundi-pundi rupiah.

Hal ini menunjukkan bahwa Proklim Bumi Lestari mempunyai dampak yang positif bagi masyarakat Kabupaten Kendal.

“Sebagai salah satu contoh adalah pada saat kita mengelola sampah. Karena dari sampah-sampah itu bisa kita fungsikan sebagai bahan-bahan yang bernilai ekonomi,” kata Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Kendal, Aris Irwanto.

Sampah tersebut didaur ulang masyarakat menjadi berbagai macam produk seperti suvenir, pupuk, dan pengembangbiakan maggot.

“Contohnya bisa dibuat suvenir, dibuat pupuk kompos, dibuat untuk pengembangbiakan maggot,” tuturnya.

Salah satu Desa Proklim di Kendal adalah Desa Gondang Kecamatan Limbangan. Desa ini salah satu desa yang sukses mengelola lingkungan bahkan meraih penghargaan kampung iklim utama tingkat nasional.

Kesuksesan Desa Gondang juga tidak terlepas dari peran serta warga dan badan usaha dalam mengembangkan kampung iklim, untuk selanjutnya maju ke puncak penghargaan kampung iklim lestari tingkat nasional.

Kepala Desa Gondang, Yudi Susanto menceritakan, penghargaan kampung iklim utama tingkat nasional berhasil diraih lantaran kesadaran masyarakat mulai tumbuh akan pentingnya lingkungan yang sehat untuk mencegah bencana alam.

“Awalnya (Desa, red) Gondang itu tidak mengenal Proklim, tetapi kesadaran masyarakat itu yang kita kedepankan. Karena masyarakat hulu ini penting memiliki kesadaran lingkungan. Kalau perilakunya menyimpang dari kearifan lokal tentang alam, tentu bisa berdampak kepada masyarakat di bawah (hilir, red),” tuturnya.

Tumbuhnya kesadaran masyarakat, menjadinya Pemerintah Desa Gondang mulai melakukan sosialisasi titik-titik rawan bencana, seperti banjir dan tanah longsor.

Tak hanya itu, pihaknya juga menyusun Peraturan Desa (Perdes) tentang lingkungan hidup.

“Mulai dari situlah ternyata kita diminta dari DLH Kendal untuk maju Proklim. Di mana ada kegiatan mitigasi terkait dengan pemanasan global dan lain sebagainya. Akhirnya kita maju untuk mewakili Kabupaten Kendal ke Festival Kampung Iklim tingkat nasional, ternyata mengelola lingkungan itu sangat bermanfaat,” pungkasnya. (Lingkar Network | Arvian Maulana – Koran Lingkar)

Exit mobile version