KENDAL, Lingkarjateng.id – Tim penasehat hukum keluarga almarhum Brigpol Setyo Herlambang mengatakan ada beberapa kejanggalan dalam rekaman CCTV yang dialami pengawal pribadi Kapolda Kalimantan Utara, Irjen Daniel Adityajaya, pada Jumat, 22 September 2023 lalu.
Sebelumnya, rombongan keluarga almarhum Brigpol Setyo Herlambang yang terdiri dari Wahyu Devi Fatmasari (istri), Sutarto (ayah), Tyas Herawati (kakak), Ahmad Asrori (mertua, Dudu (kerabat) beserta Tim Penasehat Hukum mendatangi Mapolres Kendal, Rabu 27 September 2023 sekitar pukul 14.50 WIB. Kedatangan mereka untuk melihat progres penanganan kasus yang menimpa almarhum Brigpol Setyo Herlambang.
Tim penasehat hukum keluarga almarhum Brigpol Setyo Herlambang yang diwakili DR Aryas Adi Suyanto, S.H., M.H. menyatakan bahwa pihak keluarga akan terus mengikuti proses penyidikan sesuai dengan prosedur untuk mengetahui kasus ini.
“Intinya dari CCTV tadi sudah diperlihatkan semua. Dan nanti selanjutnya biar penyidik yang menjelaskan,” terangnya.
Keluarga Minta Polri Usut Tuntas Kematian Brigpol Setyo Herlambang
Aryas menyampaikan bahwa pihak keluarga menginginkan kasus meninggalnya Brigpol Setyo Herlambang bisa ditangani dengan sebaik-baiknya dan transparan.
“Kami dari keluarga hanya minta bahwa perkara ini ditangani dengan sebaik-baiknya, transparan, tidak ada yang ditutupi dan terang benderang. Intinya seperti itu,” bebernya.
Saat ditanya terkait hasil dalam rekaman CCTV, Aryas mengungkapkan melihat ada beberapa kejanggalan. Namun pihak keluarga sementara ini belum mau menyimpulkan.
“Ada beberapa kejanggalan yang perlu didalami, tetapi pihak keluarga tidak mau menyimpulkan, supaya nanti tidak terjadi simpang siur. Kita tunggu saja hasilnya. Nanti akan dirilis oleh Mabes Polri atau Polda Kaltara,” bebernya.
Dipulangkan ke Kendal, Penyebab Kematian Brigpol Setyo Herlambang Tunggu Autopsi
Sementara itu Ketua Harian Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) Irjen Purnawirawan Benny Mamoto yang juga hadir pada kesempatan itu mengatakan bahwa pihak Kompolnas akan terus mendorong agar pengungkapan kasus tersebut dapat berjalan secara transparan dan hasilnya bisa disampaikan kepada keluarga secara detail.
“Tahap demi tahap hasilnya perlu disampaikan kepada keluarga. Kemudian ketika gelar perkara akhir, keluarga dan penasehat hukum dihadirkan. Ketika rekonstruksi terakhir, keluarga ikut menyaksikan,” ucapnya.
Menurut Benny Mamoto hal tersebut perlu dilakukan untuk menghindari spekulasi yang tengah beredar di masyarakat. Selain itu agar pengungkapan kasus meninggalnya Brigpol Setyo Herlambang bisa diselesaikan secepatnya dengan transparan dan tuntas.
“Sehingga, keluarga tahu persis kasusnya itu bagaimana. Itu penting sekali, supaya menghindari spekulasi yang beredar di masyarakat. Karena ada pihak berpendapat begini, ada pengamat berpendapat begini. Mereka berpendapat tanpa berangkat dari fakta lapangan,” pungkasnya. (Lingkar Network | Arvian Maulana – Koran Lingkar)