Inovasi “Bupati Kami” Berhasil Dongkrak Produksi Budi Daya Ikan di Kendal

PANEN: Sekrtaris DKP Kendal, Joko Suprayoga (kanan) saat ikut panen udang vaname di Pokdakan Subur Wangi Desa Sendang Dawung, Kecamatan Kangkung, Kendal pada Minggu, 10 Desember 2023. (Arvian Maulana/Lingkarjateng.id)

PANEN: Sekrtaris DKP Kendal, Joko Suprayoga (kanan) saat ikut panen udang vaname di Pokdakan Subur Wangi Desa Sendang Dawung, Kecamatan Kangkung, Kendal pada Minggu, 10 Desember 2023. (Arvian Maulana/Lingkarjateng.id)

KENDAL, Lingkarjateng.id – Inovasi Budi Daya Udang Padat Tebar Tinggi Klaster Mini (Bupati Kami) dari Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kabupaten Kendal, menjadi salah satu inovasi yang menjanjikan dalam bidang budi daya ikan.

Hal itu dikarenakan peningkatan produksi tidak selalu bergantung pada luasan lahan budi daya, tetapi lebih ke arah teknologi yang dikembangkan dan bagaimana proses dan sistem budidaya itu dilakukan intensifikasi yang berbasis ekologi.

Sekretaris DKP Kendal, Joko Suprayoga, selaku penggagas inovasi Bupati Kami menjelaskan bahwa teknologi budi daya ikan ini telah diterapkan dan menyebar diberbagai wilayah pesisir Kendal.

“Diantaranya Pokdakan Sido Rukun Desa Wonorejo Kaliwungu, Pokdakan Udang Sari Kelurahan Karangsari Kendal, Pokdakan Mino Semi Desa Jungsemi Kangkung, Pokdakan Ngudi Makaryo Desa Kartika Jay dan pokdakan Gemposewu Rowosari,” jelasnya saat ditemui dalam panen udang vaname di Pokdakan Subur Wangi Desa Sendang Dawung Kangkung pada Minggu, 10 Desember 2023.

Joko menjelaskan, inovasi Bupati Kami saat ini sudah diaplikasikan oleh para petambak di Kendal.

“Dan Teknologi Bupati Kami dapat dicoba, dapat dirasakan dan dapat dibuktikan manfaat dan keunggulannya,” ungkapnya.

Inovasi Bupati Kami, lanjut Joko, pada garis besarnya bertumpu pada dua pendekatan utama, yaitu padat tebar tinggi (200 ekor per meter persegi) dan manajemen klaster.

“Padat tebar tinggi harus memperhatikan tujuh prinsip teknologi Bupati Kami yakni, persiapan air, persiapan kolam, benur yang berkualitas, manajemen pakan, probiotik, penerapan biosecurity, dan tata kelola panen,” terangnya.

Selain itu, kata Joko, inovasi Bupati Kami mengharuskan pengelolaan usaha budi daya udang dalam satu kawasan dengan manajemen teknis dan usaha yang dikelola secara bersama. Hal ini dengan tujuan untuk meminimalisir kegagalan dan meningkatkan produktivitas namun tetap ramah lingkungan.

“Dari hasil panen selama ini, teknologi Bupati Kami membuat produktivitas tambak udang tradisional bisa melesat. Dari tambak tradisional dengan luasan 1 hingga 2 hektare produkivitas udang 0,5 hingga 1 ton per hektare dan setelah di-upgrade menjadi tambak intensif melalui teknologi Bupati Kami mampu menaikkan produktivitas menjadi 10 –20 ton per hektare atau 10 sampau 20 kali lipat,” pungkasnya. (Lingkar Network | Arvian Maulana – Koran Lingkar)

Exit mobile version