KENDAL, Lingkarjateng.id – Sekretaris Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kendal, Ahmad Huda Kurniawansah, mengatakan bahwa dokumen kajian risiko bencana (KRB) merupakan data dasar untuk menyusun dokumen perencanaan penanggulangan bencana.
Huda menyebut, selain melakukan kajian risiko bencana, BPBD Kabupaten Kendal juga melaksanakan sosialisasi dan pelatihan terkait tanggap bencana alam.
“Sosialisasi serta pelatihan kepada masyarakat itu bisa membuat masyarakat tanggap dan bisa mengetahui antisipasi maupun penanganan dari data yang ada di kajian risiko bencana,” ujarnya pada Kamis, 7 November 2024.
Salah satu upaya yang dilakukan oleh BPBD Kabupaten Kendal yakni dengan membentuk desa tangguh bencana (Destana) di desa-desa yang ada di kabupaten setempat.
“Dengan tujuan untuk mencegah dan melindungi masyarakat yang tinggal di kawasan rawan bencana dari dampak yang membahayakan dan merugikan,” tambahnya.
Selain itu, kata Huda, Destana juga dapat meningkatkan peran masyarakat dalam pengelolaan sumber daya untuk mengurangi risiko bencana.
“Jadi masyarakat memiliki kemampuan untuk mengenali ancaman-ancaman di wilayahnya, dan mampu mengorganisir sumber daya masyarakat untuk mengurangi kerentanan, sekaligus meningkatkan kapasitas demi mengurangi risiko bencana,” lanjutnya.
Huda berpesan kepada masyarakat Kabupaten Kendal untuk selalu waspada terhadap ancaman bencana, terutama banjir. Hal itu karena pada November 2024 ini sudah mulai memasuki musim penghujan.
“Tentunya masyarakat harus hati-hati, karena saat ini sudah memasuki musim penghujan, dan jika mendapati potensi kerawanan bisa langsung melaporkan kepada BPBD Kendal,” pungkasnya. (Lingkar Network | Arvian Maulana – Lingkarjateng.id)