JEPARA, Lingkarjateng.id – Jumlah angkutan desa (angkudes) dan angkutan kota (angkot) di Kabupaten Jepara dari tahun ke tahun terus mengalami penurunan.
Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Kabupaten Jepara, Ony Sulistiawan, melalui Kabid Angkutan Jalan, Adjib Ghufron, mengatakan bahwa penurunan jumlah angkudes dan angkot di Jepara terjadi sekitar 3-5 tahun yang lalu.
Menurutnya, pada tahun 2016 angkudes di Kabupaten Jepara berjumlah 277 kendaraan dan tahun 2024 berkurang menjadi 135 kendaraan. Sedangkan untuk angkot yang semula pada tahun 2016 berjumlah 137 kendaraan berkurang menjadi 92 kendaraan pada tahun 2024.
“Jumlah ini berdasarkan SK (surat keputusan) masing-masing perusahaan yang membidangi dan mempunyai Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia (KBLI). Tren penurunan penumpang angkutan terjadi pada tahun 2018 ke atas, dan parahnya pada saat ada Covid-19 sampai sekarang,” kata Adjib di Jepara baru-baru ini.
Menurutnya, penurunan jumlah peminat angkudes dan angkot terjadi karena faktor perekonomian masyarakat Jepara yang mulai membaik, sehingga masyarakat sudah memiliki kendaraan pribadi masing-masing yang pada akhirnya mulai meninggalkan naik angkutan.
“Kita akui minat masyarakat untuk naik angkutan mulai berkurang. Hal ini terjadi karena beberapa faktor seperti perekonomian masyarakat yang sudah membaik, sehingga mereka mampu membeli kendaraan pribadi. Termasuk anak-anak sekolah sekarang sudah dibekali motor orang tuanya,” jelasnya.
Adjib menyebut, jumlah trayek angkudes dan angkot saat ini masih sama seperti dahulu yaitu sebanyak 15 trayek untuk angkot dan 15 trayek untuk angkudes.
“Kalau dilihat di jalanan memang sudah mulai jarang terlihat, mereka saat ini lebih sering beroperasi di pasar-pasar, ada juga yang jemputi karyawan pabrik. Jadi jam beroperasi mereka saat pagi dan sore saja,” terangnya. (Lingkar Network | Tomi Budianto – Lingkarjateng.id)