JEPARA, Lingkarjateng.id – Pada Maret yang lalu, wilayah Jepara sudah mula memasuki musim angin baratan. Hal tersebut mengakibatkan sejumlah nelayan maupun penjual ikan di Jepara mengalami penurunan hasil pasokan ikan.
Salah seorang nelayan, Kuswanto menjelaskan bahwa musim angin barat membuat nelayan kesulitan menangkap ikan. Sebab, angin tersebut disertai dengan gelombang besar yang beresiko bagi para nelayan.
“Kendala para nelayan sekitar sini memang pada cuaca, dan itu juga berdampak pada penjual ikan. Baik dalam keuntungan maupun penjualan,” ujarnya, Senin 27 Mei 2024.
Ia mengatakan nelayan tidak berani menjual ikan dengan harga mahal, akibat turunnya hasil tangkapan ikan juga disertai dengan sepinya pembeli ikan. Kuswanto menyebutkan untuk harga ikan Tongkol saat ini dibanderol dengan harga Rp 15 ribu per kilogram, ikan layang Rp 20 ribu per kilogram, dan ikan kakap merah Rp 25 per kilogram. Harga-harga tersebut terbilang stabil dari bulan kemaren.
“Meski harga stabil, pendapatan serta penjualan masih terbilang sepi. Ada beberapa penjual yang menaikkan harga, tapi tidak seberapa,” tambahnya.
Hal senada disampaikan oleh penjual ikan di Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Ujungbatu, Dewi. Ia menjelaskan peralihan cuaca dari musim hujan menuju kemarau memang berdampak pada turunnya hasil tangkapan ikan. Sehingga hal tersebut membuat para nelayan ragu untuk melaut.
“Jika lagi musim mendukung hasil tangkapan ikan bisa dua sampai tiga tombong. Tapi kalau angin besar kaya sekarang, hanya bisa satu tombong, itu pun juga campur ikannya,” tambahnya.
Dengan kondisi yang seperti ini, keuntungan yang didapat bagi nelayan maupun penjual ikan pun tidak begitu besar. Hal seperti itu tidak sesuai dengan tenaga yang dikeluarkan dan juga biaya operasionalnya.
“Kondisi seperti memang biasa terjadi, kemungkinan akan kembali normal saat cuaca membaik,” pungkasnya. (Lingkar Network | Muhammad Aminudin – Lingkarjateng.id)