JEPARA, Lingkarjateng.id – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Jepara melalui Badan Perencanaan Pembangunan Penelitian dan Pengembangan Daerah (Bappeda) mengadakan lomba Kreativitas dan Inovasi Masyarakat (Krenova) 2024 pada Rabu, 15 Mei 2024 di Ruang Rapat 1 Bappeda Jepara.
Lomba Krenova ini merupakan agenda tahunan yang bertujuan untuk mendorong terciptanya ekosistem inovasi di lingkungan Kabupaten Jepara.
Kepala Bidang Penelitian dan Pengembangan (Kabid Litbang) Bappeda Jepara Elly Widyastuti menjelaskan bahwa lomba Krenova dalam membuat produk inovasi dari berbagai bidang ini terbuka untuk umum.
Ia menyebutkan jumlah peserta yang mengikuti lomba Krenova tahun ini ada 13 kelompok dengan masing-masing kelompok membawa 1 produk inovasi yang dilombakan.
“Setiap kelompok bebas, boleh sendiri atau berdua dan maksimal 3 orang dalam satu kelompok,” kata Elly saat dimintai keterangan oleh tim Lingkar Jateng.
Ia menambahkan bahwa setiap kelompok akan memaparkan atau menjelaskan produk inovasi masing-masing di hadapan 3 juri dengan durasi waktu 5 menit.
Ketiga juri tersebut adalah Dr. Rifqy Roosdhani, S.T., MM dari Universitas Negeri Islam Nahdlatul Ulama (Unisnu), Abdul Haris Farawowan, S.T. dari Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo), serta Haris Muzakky, S.E. selaku Professional pelaku usaha, digital marketing, dan legal drafting.
“Ketiga juri ini dipilih berdasarkan bidang-bidang yang akan ditampilkan oleh setiap kelompok, baik dari bidang kesehatan, industri kreatif, pendidikan, teknologi dan informati, dan lainnya,” tambahnya.
Ia menegaskan bahwa penilaian dan keputusan terkait siapa yang menjadi pemenang merupakan murni wewenang dari para juri. Ia mengaku tidak ikut andil dalam penilaian tersebut, hanya menjadi media atau fasilitator untuk terselenggaranya lomba Krenova ini.
“Nanti yang juara akan mendapatkan piagam, medali dan uang pembinaan,” imbuhnya.
Kedepannya, para peserta yang mengikuti lomba Krenova tingkat kabupaten ini diharapkan bisa melanjutkan untuk mengikuti lomba yang sama di tingkat provinsi. Sehingga, pengembangan produk inovasi dapat terus berkembang.
Sementara itu, Akhmat Sofiyan, S.Pd. selaku guru Karya Tulis Ilmiah sekaligus pembimbing peserta lomba dari Madrasah Aliyah (MA) Darul Ulum Purwogondo menjelaskan bahwa murid-muridnya membuat cairan anti nyamuk elektrik dari ekstrak daun bunga pandan dan daun bunga sepatu.
Ia menegaskan cairan nyamuk tersebut tidak memiliki efek samping karena murni menggunakan ekstraksi dari daun bunga pandan atau bunga sepatu, tanpa campuran bahan kimia.
“Sebenarnya produk ini sudah kami jual di sekolahan dan apotek samping sekolah. Harga lebih terjangkau dan masa pakai lebih lama daripada yang ada dipasaran,” kata Sofiyan.
Ia mengaku cairan elektrik tersebut mampu membunuh nyamuk secara efektif dan memiliki aroma yang ramah lingkungan. Sehingga, jika digunakan di dalam ruangan yang terdapat anak kecil atau bayi tidak akan menimbulkan masalah.
Sofiyan berharap masyarakat bisa menggunakan cairan elektrik tersebut sehingga dapat mengurangi angka demam berdarah dengue (DBD) di wilayah Kabupaten Jepara. (Lingkar Network | Muhammad Aminudin – Lingkarjateng.id)