Festival Jondang, Tradisi Hantaran Nikah yang Unik di Desa Kawak Jepara

GOTONG ROYONG: Warga bekerjasama membawa jondang saat festival jondang di Desa Kawak, Kecamatan Pakisaji, Kabupaten Jepara, Kamis, 27 Juni 2024. (Muhammad Aminudin/Lingkarjateng.id)

GOTONG ROYONG: Warga bekerjasama membawa jondang saat festival jondang di Desa Kawak, Kecamatan Pakisaji, Kabupaten Jepara, Kamis, 27 Juni 2024. (Muhammad Aminudin/Lingkarjateng.id)

JEPARA, Lingkarjateng.idSebanyak 24 jondang diarak warga dalam Festival Jondang di Desa Kawak, Kecamatan Pakisaji, Kabupaten Jepara berhasil menyedot perhatian masyarakat, Kamis, 27 Juni 2024. Festival jondang ini menjadi ikon Desa Kawak dalam rentetan acara sedekah bumi yang dilakukan setiap tahunnya.

Festival Jondang merupakan tradisi budaya yang dilestarikan oleh warga Kawak dengan berjalan sepanjang 2 kilometer menuju Makam Wali Kawak lalu melaksanakan doa dan makan bersama.  

Jondang merupakan tempat untuk menyimpan barang berharga serta hasil bumi. Jondang memiliki akronim dari jodohe ngandang. Jondang yang terbuat dari kayu berbentuk persegi panjang ini biasanya dijadikan tempat membawa barang saat lamaran untuk diberikan kepada calon pengantin wanita. Namun, dalam rangkaian sedekah bumi, jondang dihias sesuai dengan kreativitas warga agar lebih menarik perhatian masyarakat.

Adapun jondang yang diarak merupakan jondang lanang atau laki-laki dan jondang wadon atau perempuan. Bentuk jondang lanang lebih tinggi dan besar daripada jondang wadon.

Kepala Desa Kawak, Eko Hery Purwanto, menjelalaskan bahwa seiring dengan perkembangan waktu festival jondang hampir punah. Maka untuk melestarikan tradisi, pihaknya menghidupkan festival jondang setiap tahunnya.

Kegiatan festival ini juga menampilkan atraksi dan kesenian, baik drumb band, tarian, wayang kulit, dan lainnya. Adapun 24 jondang yang diarak terdiri dari 20 RT yang ada di Desa Kawak, 3 Jondang dari Lembaga Pendidikan dan 1 Jondang dari Pemerintah Desa Kawak.

“Melestarikan budaya lokal dan budaya leluhur agar tidak punah. Dengan adanya festival ini para pelaku usaha bisa merapat. Jadi, jodoh yang dimaksud adalah jodoh rejeki,” kata Heri.

MEMIKUL: Warga tampak memikul bersama jondang saat saat festival jondang di Desa Kawak, Kecamatan Pakisaji, Kabupaten Jepara, Kamis, 27 Juni 2024. (Muhammad Aminudin/Lingkarjateng.id)

Selain melestarikan budaya, festival jondang juga merupakan bentuk ungkapan syukur warga desa atas hasil bumi yang diberikan Tuhan Yang Maha Esa. Sedangkan pelaksanaan festival ini tidak tentu, tergantung waktu panen warga.

“Ungkapan syukur kita karena telah diberi rejeki yang melimpah dengan hasil panen yang cukup baik,” tambahnya.

Adapun festival jondang kali ini mengangkat tema ketahanan pangan, dengan harapan kegiatan festival tersebut bisa membuka rezeki bagi warga Desa Kawak. Sebab selain menjadi hiburan masyarakat, pelaku usaha juga ikut menjajakan produk usahanya di sepanjang rute festival.

“Dengan adanya kedatangan para pengunjung dari luar desa ke sini, maka perkonomian di sini pun ikut terdorong,” sambungnya

Sementara itu Kepala Dewan Pimpinan Cabang Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (DPC PDIP) Kabupaten Jepara, Andang Wahyu Triyanto, selaku perwakilan dari Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Jepara menyampaikan bahwa festival jondang merupakan kegiatan uri-uri budaya yang mana bisa mendorong potensi wisata yang ada di Jepara khususnya di Desa Kawak.

Pihaknya sangat mengapresiasi kegiatan budaya ini, sebab kelestarian budaya perlu diperjuangkan dengan perkembangan zaman.

“Kearifan lokal dengan keunikan masing-masing, kami harapkan bisa mendapatkan fasilitas dari pemerintah, sehingga budaya tersebut terus lestari dan tak lekang oleh zaman,” kata Andang.

Pada kesempatan yang sama, Camat Pakisaji, R. Eko, menyampaikan rentetan sedekah bumi di Desa Kawak ini luar biasa, hampir satu minggu penuh dengan berbagai kegiatan. Festival Jondang menjadi puncak acara dan dilanjutkan pagelaran wayang kulit pada malam hari.

“Kami berharap tahun selanjutnya bisa lebih meriah, serta mampu menjadi daya tarik wisatawan dari luar desa bahkan luar daerah maupun luar negeri untuk melihat langsung pertunjukan Festival Jondang ini,” ungkapnya.

Kegiatan ini diharapkan dapat memupuk kebersamaan, mempererat kerukanan dan menjadi ajang silaturahmi antar warga. (Lingkar Network | Muhammad Aminudin – Lingkarjateng.id)

Exit mobile version