Bupati Jepara Ingatkan Masalah Abrasi saat Pelantikan Kades Semat

HL 9

PELANTIKAN: Bupati Jepara Dian Kristiandi (kanan) saat pelantikan petinggi Desa Semat, Kecamatan Tahunan, Ali Suwarno (kiri) melalui mekanisme Pergantian Antar Waktu (PAW) karena petinggi desa sebelumnya telah meninggal dunia, Kamis (23/12). (Adhik Kurniawan/Lingkarjateng.id)

JEPARA, Lingkarjateng.id – Bupati Jepara, Dian Kristiandi dalam sambutan saat acara Pelantikan Petinggi Desa Semat, Kecamatan Tahunan, Ali Suwarno melalui mekanisme Pergantian Antar Waktu (PAW) mengingatkan masalah abrasi yang menjadi salah satu tanggung jawab dan pekerjaan rumah yang harus segera diatasi Kepala Desa (Kades) Semat.

Secara geografis, Bumi Kartini merupakan wilayah yang berdekatan dengan laut dan memiliki sejumlah daerah pesisir pantai. Di mana wilayah pesisir pantai identik dengan permasalahan abrasi. Seperti di wilayah Desa Semat, Kecamatan Tahunan, Jepara yang mengalami abrasi tiap tahunnya.

Menyikapi pesan Bupati tersebut, Kades Semat Ali Suwarno tidak menepis bahwa abrasi di daerah Semat selama ini terbilang cukup parah. Dia menyebut permasalahan itu karena kondisi laut yang berbeda dengan pantai lain.

Lantik Kades Antarwaktu, Bupati Kudus Harapkan Program Inovatif

“Abrasi di Semat sejauh ini lumayan parah. Kondisinya sulit, soalnya beda dengan teluk awur yang ombaknya landai atau tidak berhadapan langsung dengan pantai,” terang Suwarno, Kamis (23/12).

Saat ini, lanjut dia, untuk menjaga wilayah pesisir Semat hanya bisa menggunakan atau membangun Bronjong. Sedangkan metode lain menggunakan tanaman Mangrove pernah dilakukan namun tidak berhasil.

“Tanam Mangrove pernah dicoba dan tidak bisa. Itu karena kondisi ombak. Walaupun Mangrove tumbuh sekian meter tapi pas musim ombak habis. Memang beronjong atau reklamasi antisipasinya untuk sekarang,” jelas Suwarno. Suwarno mengaku, sebelumnya abrasi yang terjadi di pesisir Semat tiap tahunnya bisa 5-10 meter. Namun, saat ini hal itu sudah tidak terjadi karena sudah dijaga secara berkala. “Makanya kita inisiatif bangun beronjong untuk mencegah abrasi. Dananya juga dari dana desa. Selain itu masyarakat melakukan reklamasi dan mendirikan bangunan semi permanen juga, selain sebagai tempat wisata juga pencegah abrasi,” ungkap Suwarno. (Lingkar Network | Koran Lingkar Jateng)

Exit mobile version