Bupati Jepara Ajak ASN Merawat Kebhinekaan

MENYAMPAIKAN: Bupati Jepara, Dian Kristiandi saat menyampaikan imbauan kepada para ASN untuk mencegah radikalisme dan intoleran.

MENYAMPAIKAN: Bupati Jepara, Dian Kristiandi saat menyampaikan imbauan kepada para ASN untuk mencegah radikalisme dan intoleran. (Muslichul Basid/Lingkarjateng.id)

JEPARA, Lingkarjateng.id – Dalam rangka membekali Aparatur Sipil Negara (ASN) dengan nilai-nilai kebangsaan, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Jepara menggelar pembinaan mental bagi ASN. Acara itu dikemas dalam Silaturahmi Bupati Jepara dan Pembinaan Mental bagi ASN se-Kabupaten Jepara yang berlangsung di Aula SMPN 1 Bangsri, Selasa (8/2). 

Dalam sambutannya, Bupati Jepara Dian Kristiandi memaparkan bahwa, ASN adalah seorang publik figur jadi harus menunjukkan sikap patuh pada aturan yang berlaku sebagai warga negara yang baik. 

Dia mengajak seluruh ASN yang hadir, untuk selalu menjaga Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dalam merawat kebhinekaan yang ada. Menurutnya, spirit kebhinekaan dan nilai-nilai kebangsaan bukan hanya terganggu oleh munculnya kelompok radikal dan intoleran, melainkan mampu memecah belah persatuan dan kesatuan.

Bupati Jepara Dukung Desa Tengguli Jadi Desa Wisata

“Tantangan terbesar bangsa Indonesia saat ini adalah bagaimana bisa merawat kebhinekaan yang sudah mulai luntur dan terkoyak,” tuturnya.

Andi sapaan akrabnya mengungkapkan, tenaga kependidikan diharapkan mampu membekali siswanya, yang merupakan generasi penerus bangsa untuk selalu menjunjung tinggi nilai-nilai Pancasila dan merawat kebhinekaan.

“Hal itu untuk menangkal sikap intoleran dan radikal, yang berusaha merusak sendi-sendi kemajemukan, kebangsaan dan keagamaan. Kalau ini kita tanamkan sejak dini kepada anak didik kita, mereka akan mengimplementasikan di kehidupan sehari-hari,” tegasnya.

Bupati Jepara Wajibkan Dinas Tampilkan Kesenian Tradisional pada Kegiatan Seremonial

Dia menuturkan, perlu menyebarluaskan pendidikan kearifan lokal, warisan leluhur bangsa yang sangat kaya, sehingga dapat menjunjung tinggi kebhinekaan dan toleransi melalui berbagai media sekolah, forum-forum pengajian, dialog interaktif dan lainnya.

Dengan begitu, lanjutnya, paham radikal yang akan masuk ke dunia pendidikan bisa diantisipasi. “Saya yakin jika semua bersatu padu merawat kebhinekaan, kita tidak mungkin mudah terpecah belah,” pungkasnya. (Lingkar Network | Muslichul Basid – Koran Lingkar)

Exit mobile version