SEMARANG, Lingkarjateng.id – Ketua Jaringan Media Siber Indonesia (JMSI) Jawa Tengah (Jateng), Agus Sunarko, menegaskan pentingnya peran media sebagai bagian dari pilar keempat demokrasi.
Pria yang akrab disapa Agsun itu menilai perhatian yang lebih besar harus diberikan kepada peran media untuk memastikan kelangsungan demokrasi. Namun, dengan kemunculan beragam media baru, Dinas Komunikasi dan Informatika (Kominfo) di berbagai daerah juga perlu meningkatkan pemahaman dan menjadi penengah yang efektif.
“Kita sering kali berbicara tentang tiga pilar utama eksekutif, legislatif, dan yudikatif. Namun, semakin jelaslah bahwa media juga merupakan pilar tak terpisahkan dalam membangun dan menjaga demokrasi yang sehat,” kata Agsun dalam kegiatan focus group discussion (FGD) bertema “Jawa Tengah Menatap Era Baru” di salah satu hotel Semarang pada Senin, 16 Desember 2024.
Menurutnya, media tidak hanya sebagai penyampai informasi, tetapi juga berperan sebagai pengawal kebenaran dan wadah bagi partisipasi masyarakat dalam kehidupan demokratis.
Oleh karena itu, Agsun dengan tegas menyatakan bahwa peran media harus diperhatikan secara serius.
“Kita dituntut untuk lebih bijak dalam mengonsumsi informasi yang disajikan oleh media. Kritik konstruktif, keberanian untuk bertanya, dan kemampuan untuk menyaring informasi adalah kunci dalam memastikan media tetap menjadi penjaga kebebasan berpendapat dan akuntabilitas publik,” paparnya.
Namun, tidak bisa dipungkiri bahwa tantangan semakin kompleks dengan menjamurnya media, termasuk media sosial, di era digital ini. Menurut Agsun, Kominfo di berbagai daerah harus lebih proaktif dalam memahami dinamika media yang terus berkembang.
“Meningkatkan literasi media di kalangan masyarakat, mengawasi penyebaran informasi yang hoaks, dan menjadi penengah yang adil dalam menangani konflik informasi adalah langkah-langkah penting yang perlu diambil,” imbuhnya
Lebih lanjut, Agsun menjelaskan bahwa masyarakat sebagai konsumen informasi juga memiliki peran penting dalam mendukung peran media yang sehat. Hal itu dapat dimulai dengan menyaring informasi sebelum mempercayainya, belajar untuk tidak terbawa emosi atau sensasionalisme, dan aktif berpartisipasi dalam diskusi yang membangun.
Dengan demikian, masyarakat tidak hanya menjadi bagian dari penonton pasif, tetapi juga bagian dari kekuatan yang mendorong perubahan positif melalui media.
“Seiring dengan perkembangan teknologi dan dinamika sosial yang cepat, peran media sebagai pilar keempat demokrasi semakin menuntut tanggung jawab yang besar. Dalam menjawab tantangan ini, kerja sama antara pemerintah, media, dan masyarakat menjadi kunci utama,” katanya.
“Kita semua memiliki tanggung jawab bersama dalam menjaga kebebasan media, membendung informasi yang merugikan, dan memastikan bahwa demokrasi tetap hidup dan berdaya. Mari bersama-sama kita menjadikan media sebagai alat untuk menyuarakan kebenaran, keadilan, dan toleransi dalam masyarakat kita,” tambahnya. (Lingkar Network | Lingkarjateng.id)