DEMAK, Lingkarjateng.id – Kasus stunting atau pertumbuhan anak tidak maksimal karena masalah gizi kronis masih tinggi di wilayah Kabupaten Demak. Hal ini menjadi perhatian serius Pemkab Demak. Berdasarkan data, total kasus stunting keseluruhan di Kabupaten Demak pada tahun 2021 mencapai 4.215 anak.
“Total stunting di Kabupaten Demak 2021 sebanyak 4.215 anak. Tersebar di Kecamatan Guntur total stunting 694, Kecamatan Bonang 702, Kecamatan Wonosalam 406, Sayung 427, Wedung 349, Dempet 192, Gajah 171, Demak 353, Mijen 150, Kebonagung 87, Karangawen 193, Karangtengah 154, Karanganyar 130 dan Mranggen 207,” kata Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Kabupaten Demak, Anggoro Karya Adi Sarsono, dalam Rapat Koordinasi Penanganan Stunting yang digelar di ruang pertemuan Bappeda Litbang, kemarin (8/12).
Pada kesempatan itu, pihaknya juga menyampaikan, ada beberapa desa yang termasuk dalam kategori desa prevalensi stunting tertinggi di tahun 2020.
Bupati Blora Targetkan Zero New Stunting
“Seperti di Puskesmas Bonang 1 tepatnya di Desa Morodemak yang menjadi peringkat 1, balita dengan status sangat pendek ini mencapai 45 balita. Kemudian untuk balita dengan status pendek itu ada 75 balita dari jumlah sasaran balita 0 sampai 59 bulan berjumlah 498 balita. Jadi jumlah balita normal sebanyak 378 balita dan total stunting 120,” paparnya.
Kemudian, katanya, Puskesmas Demak II tepatnya di Desa Raji menjadi peringkat 2, dan Puskesmas Karangtengah di Desa Pulosari menjadi peringkat ke 3, sesuai dengan data yang sudah terlampir.
Anggoro dalam paparannya juga menyampaikan, kendala atau masalah dalam intervensi program Tablet Tambah Darah (TTD). “Masih ada kendala dalam program TTD, antara lain dari kurangnya kesadaran siswa untuk meminum TTD. Jadi memang harus mengubah mindset atau pola pikir,” ungkapnya. Pihaknya juga menyebut, dukungan dari dinas terkait dan guru-guru belum maksimal, sehingga perlu imbauan rutin dan memonitoring untuk minum TTD bersama sesuai dengan jadwal yang disepakati. Dan juga penganggaran kegiatan di desa terkait program kesehatan remaja (posyandu remaja). (Lingkar Network | Koran Lingkar Jateng)