SEMARANG, Lingkarjateng.id – Gelombang ketiga penyebaran virus Covid-19 diprediksi terjadi pada Februari 2022 mendatang. Sebab pada Desember ada dua momen besar yakni Natal dan Tahun Baru.
Banyak masyarakat yang merayakan momen tersebut dengan berkumpul bersama keluarga maupun teman.
Terkait hal itu Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi menyebut bisa saja terjadi lonjakan kasus. Sangat memungkinkan pada saat itu mobilitas masyarakat Ibu Kota Jawa Tengah jadi meningkat.
“Ini sangat rawan terjadi gelombang ketiga. Jadi untuk masyarakat selalu menerapkan protokol kesehatan dengan ketat dan melakukan vaksinasi,” ujar Hendi, sapaan akrab Wali Kota Semarang, Kamis (28/10/21).
Hendi juga mengimbau kepada pengelola tempat makan, wisata dan hiburan untuk menaati aturan pemberlakukan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM).
Aturan tersebut merujuk pada Inmendagri Nomor 53 Tahun 2021 tentang Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat Level 3, level 2 dan level 1 Covid-19 di Wilayah Jawa dan Bali.
“Ini juga berlaku untuk perkantoran dan sektor strategis lainnya. Jadi bisa menekan penyebaran kasus,” imbuhnya.
Sebelumnya, Kepala Dinas Kesehatan Kota (DKK) Semarang mengatakan pihaknya memprediksi ada kenaikan kasus Covid-19 jika PPKM tidak diterapkan.
Prediksi itu diutarakan pasca melihat grafik data pada 2020. Ditambah pada saat itu angka vaksinasi serta penerapan protokol kesehatan (prokes) belum tinggi.
“Angka kasus Covid-19 dari mesin learning yang kami masukan, kami juga masukan angka vaksin dan prokes, kalau tidak ada PPKM darurat, nanti ada peningkatan kasus di Oktober akhir antara 200 dan akhir Desember 190-200 kasus,” jelasnya.
Guna mengantisipasi lonjakan kasus, DKK Semarang menggencarkan skrining deteksi dini Covid-19. Random sampling juga terus dilakukan oleh pihaknya di beberapa sektor. (Lingkar Network | Koran Lingkar Jateng)