GROBOGAN, Lingkarjateng.id – Sejumlah Warga Kabupaten Grobogan mengeluhkan kelangkaan dan lambatnya distribusi LPG 3 kilogram (kg) di pangkalan imbas adanya kebijakan baru.
Maryani (29) warga Kecamatan Karangrayung, Kabupaten Grobogan, mengaku harus menunggu sekitar satu minggu untuk bisa mendapatkan LPG 3 kg. Menurutnya, terbatasnya stok gas melon serta lambatnya proses distribusi di pangkalan membuat masyarakat harus menunggu giliran untuk mendapat jatah LPG subsidi.
“Gas masih saja sulit, gimana kalau mau masak gak ada gas begini? Kalaupun daftar saat ini menunggu waktu satu minggu baru dapat,” ujar Maryani pada Rabu, 12 Februari 2025.
Eka (35), warga Kecamatan Gubug, mengaku rela jauh-jauh mencari LPG 3 kg dengan harga lebih tinggi sekitar Rp 30-35 ribu demi bisa mendapatkan gas melon lebih cepat. Pasalnya, kata dia, kebijakan saat ini membuat warga harus menunggu waktu lama untuk mendapatkan gas subsidi.
“Butuhnya saat ini, jadi saya rela bayar lebih mahal. Mau makan apa anak saya kalau saya tidak masak,” ujar Eka.
Sementara itu, Hamdan (25), seorang pedagang kaki lima (PKL), mengeluhkan lamanya distribusi LPG 3 kg di tingkat pangkalan yang merugikan usaha pedagang kecil.
Hamdan mengaku jika gas melon miliknya habis, dirinya rela membeli LPG 3 kg dengan harga jauh lebih tinggi agar tetap bisa berjualan dan mendapat pemasukan.
“Cari gas susah, kalau di pangkalan lama, ini jelas merugikan. Jadi saya lebih memilih beli yang lebih mahal agar tetap bisa berjualan,” ujarnya.
Dia berharap pemerintah segera bertindak cepat untuk mengatasi kelangkaan maupun lambatnya distribusi LPG 3 kg tersebut.
“Semoga pemerintah dapat dengan cepat mengatasi masalah gas ini, supaya saya dapat berjualan dengan baik,” pungkasnya. (Lingkar Network | Ahmad Abror – Lingkarjateng.id)