GROBOGAN, Lingkarjateng.id – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Grobogan telah menghentikan penyaluran bantuan air bersih kepada warga yang terdampak kekeringan. BPBD Grobogan pun terakhir kali menyalurkan air bersih pada Kamis, 9 November 2023.
Berhentinya penyaluran air bersih itu lantaran sudah mulai memasuki musim hujan. Selain itu, anggaran untuk penanganan bencana kekeringan juga sudah habis. Sedangkan masih ada 3 desa yang membutuhkan bantuan air bersih.
“Iya habis. Untuk saat ini masih ada CSR. Selain itu juga sudah mulai pada hujan,” kata Kepala Pelaksana BPBD Grobogan, Endang Sulistyoningsih, pada Kamis, 16 November 2023.
Meskipun penyaluran bantuan air bersih sudah dihentikan, Kasi Kedaruratan BPBD Grobogan Masrichan mengungkapkan bahwa masih ada masyarakat yang meminta bantuan air bersih.
Ia mengatakan, ada 3 desa yang masih meminta bantuan air bersih yaitu, Desa Temon Kecamatan Brati, Desa Karangasem Kecamatan Wirosari, dan Desa Geyer Kecamatan Geyer.
“Masih. Tapi persediaan air kami habis. Mau mengajukan penambahan, sudah mulai turun hujan. Ini ada rencana dapat bantuan dari BPJS dan PLN, namun belum ada kepastian waktunya,” kata Masrichan.
BPBD Grobogan, lanjut Masrichan, per tanggal 6 November 2023 sudah menyalurkan bantuan air bersih lebih dari 10 juta liter yang dikirim dengan 1.993 tangki, dengan rincian dari APBD sebanyak 207 tangki, dan dari biaya tak terduga (BTT) sebanyak 486 Tangki.
“Serta dari CSR sebanyak 1.300 tangki,” tambah Masrichan. (Lingkar Network | Eko Wicaksono – Koran Lingkar)