21.543 Petani Milenial di Grobogan Belum Manfaatkan Teknologi Digital

21.543 Petani Milenial di Grobogan Belum Manfaatkan Teknologi Digital

BERI KETERANGAN: Kepala BPS Grobogan, Anang Sarwoto. (Eko Wicaksono/Lingkarjateng.id)

GROBOGAN, Lingkarjateng.id Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Grobogan telah mengeluarkan hasil dari Sensus Pertanian 2023 (ST2023), pada Selasa, 12 Desember 2023. Hasilnya, jumlah petani di Grobogan sebanyak 289.197 orang. Jumlah tersebut mengalami penurunan dibanding sensus pada tahun 2013 yang mencapai 337.456 orang.

Sementara itu, untuk petani milenial yang berada rentang umur 19-39 tahun hanya berjumlah 54.175 orang. Disebutkan, petani milenial yang menggunakan teknologi digital sebanyak 32.632 orang, dan yang tidak menggunakan teknologi digital sebanyak 21.543 orang. Berdasarkan jenis kelamin, petani milenial masih didominasi laki-laki, yakni sebesar 87,32 Persen.

Kepala BPS Grobogan Anang Sarwoto mengatakan, penurunan angka petani di Grobogan perlu menjadi perhatian bersama. Karena sektor pertanian menjadi salah satu penopang dasar pertumbuhan ekonomi daerah. Terlebih, Kabupaten Grobogan memiliki potensi pertanian paling besar di Jawa Tengah.

Ia mengatakan, kebijakan-kebijakan pemerintah ke depan harus berdasarkan data tersebut. Menurutnya, kebijakan tanpa data bisa dipertanyakan.

“Namun, kalau kebijakan berdasarkan data bisa sebagai acuan keberhasilan,” ucapnya.

Ia menjelaskan, penurunan jumlah petani ini dipicu oleh turunnya Usaha Tani Perorangan (UTP) sebesar 14,30 persen. Meski jumlah Rumah Tangga Usaha Pertanian (RTUP) mengalami kenaikan 6,72 persen. Secara menyeluruh, rumah tangga yang menggunakan pertanian mengalami kenaikan. Dengan UTP yang menurun, otomatis lahan pertanian mengalami pengurangan.

Menurutnya, fenomena itu terjadi lantaran banyak masyarakat yang kurang berminat menjadi petani. Termasuk para generasi milenial yang lebih suka bekerja di sektor industri.

“Bahkan, lahan pertanian yang sekarang mungkin banyak yang tidak menjadi lahan pertanian lagi. Namun dialihfungsikan menjadi lahan industri,” ungkapnya. (Lingkar Network | Eko Wicaksono – Koran Lingkar)

Exit mobile version