DEMAK, Lingkarjateng.id – Desa Kuwu, Kecamatan Dempet, Kabupaten Demak, saat ini sedang panen raya bawang merah. Namun kualitas dari hasil panen kali ini tidak sebanding dengan harga jualnya.
Salah satu petani Desa Kuwu, Arifin mengaku panen bawang merah saat ini dinilainya bagus. Tetapi harga jual bawang merah justru merosot dan tidak sesuai dengan yang diinginkan.
Ia menyebut bawang merah berkualitas di petani hanya dihargai Rp 16- 19 ribu per kilogram.
“Harga saat ini kurang stabil. Harga saat ini Rp 16-19 ribu per kilogram. Sedangkan kalau musim kayak gini biasanya bisa Rp 20-25 ribu per kilogram,” kata Arifin, Kamis, 30 November 2023.
Belum lagi harga pupuk yang mahal, ia mengaku panen kali ini hanya mampu meraup untung 5 persen.
“Alhamdulillah masih untung namun hanya 5 persen. Kalau harga Rp 20-25 ribu bisa 6-7 persen, ini karena juga harga pupuknya terlalu mahal,” ujarnya.
Ironisnya, kata dia, panen raya kali ini kualitasnya cenderung bagus karena kondisi cuaca yang mendukung.
“Karena di sini bawangnya berkualitas karena kemarin hujannya tidak terlalu banyak. Jadi ini berkualitas,” ungkapnya.
Arifin pun meminta kepada pemerintah agar bisa menstabilkan harga bawang merah. Mengingat modal yang dikeluarkan petani tidaklah sedikit.
“Saya mau minta tolong sama dinas terkait tolong distabilkan bawang ini. Kalau harga stabil petani bisa makmur tidak nanggung hutang. Pengennya dari dinas itu sekelas bawang super seperti ini bisa capai Rp 20-25 ribu per kilogram,” pungkasnya.
Sementara itu, Kepala Bidang Tanaman Pangan dan Hortikultura Dinas Pertanian dan Pangan (Dinpertan) Kabupaten Demak, Hery Wuryanta mengatakan anjloknya harga bawang disebabkan panen raya di sejumlah daerah.
“Sesuai hukum ekonomi mas. Panen bersamaan dengan daerah lain yaitu Nganjuk dan Brebes, sehingga barang melimpah. Saat ini harga sudah mulai naik menjadi Rp 19-20 ribu per kilogram,” ujarnya. (Lingkar Network | M Burhanuddin Aslam – Lingkarjateng.id)