DEMAK, Lingkarjateng.id – Petahana Eisti’anah tampaknya ketagihan menjadi Bupati Demak. Ia pun kembali mengikuti kontestasi Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Demak tahun 2024 dengan dalih menuntaskan program-program yang dirasa masih belum tercapai secara maksimal.
Dengan dilaksanakannya Pilkada Serentak Tahun 2024 ini, masa jabatannya sebagai Bupati Demak yang harusnya lima tahun terpangkas menjadi 3,5 tahun sehingga masih banyak program unggulan yang sudah dirancang belum terlaksana.
Ia pun saat ini telah mengembalikan formulir pendaftaran ke beberapa partai yang membuka penjaringan.
“Kita ketahui bersama, kemarin di dalam pemerintahan termasuk singkat, kurang lebih 3,5 tahun, di mana dalam kurun waktu itu banyak sekali waktu yang kurang efektif. Seperti kita dilantik saat Pandemi Covid sehingga anggaran kurang maksimal,” ucap Eisti’anah usai mengembalikan formulir pendaftaran calon bupati Demak di Kantor DPC PDIP, Rabu sore 15 Mei 2024.
Belum lama ini, kata dia, Kabupaten Demak juga dilanda bencana banjir sehingga beberapa program-program unggulan yang disusun dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) belum tuntas.
“Kita butuh keberlanjutan untuk memperjuangkan yang lebih maksimal lagi dalam program-programnya,” jelasnya.
Ditanya soal bencana rob yang masih dikeluhan masyarakat pesisir, Eisti’anah menyampaikan penangan rob sudah menjadi isu nasional yang tidak bisa terselesaikan menggunakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Demak saja.
“Rob sebenarnya kita sudah ada capaian luar biasa di daerah tersebut tetapi kurang maksimal karena tidak bisa terselesaikan oleh APBD saja. Kita sudah bersinergi dengan pemerintah provinsi dan pemerintah pusat baik secara administrasi, secara eksekutif maupun dari sektor politis,” tuturnya.
Eisti’anah menjelaskan untuk APBD Kabupaten Demak sendiri dialokasikan untuk relokasi masyarakat terdampak.
“Program-progam kami dengan APBD kami itu lebih ke relokasi. Kita ada anggaran relokasi membangunkan rumah baru, baik yang di daerah tersebut maupun relokasi keluar. Itu dengan anggaran Rp 50 juta dengan tanah sendiri,” jelasnya. (Lingkar Network | M Burhanuddin Aslam – Lingkarjateng.id)