Dampak El Nino, Musim Tanam Palawija di Demak Dikhawatirkan Mundur

KERJA SAMA: Sejumlah petani sedang melakukan panen padi menggunakan alat combine usai banjir melanda, Kamis, 7 Maret 2024. (M. Burhanuddin Aslam/Lingkarjateng.id)

KERJA SAMA: Sejumlah petani sedang melakukan panen padi menggunakan alat combine usai banjir melanda, Kamis, 7 Maret 2024. (M. Burhanuddin Aslam/Lingkarjateng.id)

DEMAK, Lingkarjateng.id – Sebagian wilayah di Kabupaten Demak sudah melaksanakan panen raya tanaman padi di musim tanam (MT) kedua. Namun sejumlah Kecamatan di Demak masih belum bisa melangsungkan MT Kedua karena kekurangan pasokan air. 

Hal itu disampaikan Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan (Dinpertan) Kabupaten Demak, Agus Herawan saat ditemui Lingkar belum lama ini. 

“MT ke-2 kendala pasokan air yang beberapa wilayah belum sampai alirannya, itu dampak dari perbaikan jaringan sungai yang kemarin jebol. Alhamdulillah dari BBWS berkomitmen akan dialiri air, mudah-mudahan para petani bisa tanam, kemarin juga para petani kami imbau kalau misal sudah cukup tidak usah nyedot banyak-banyak, karena temen kita yang dihilir kan masih belum bisa tanam,” kata Agus, belum lama ini.

Agus menyebut salah satu faktor penyebab kurangnya pasokan air lantaran adanya perbaikan tanggul-tanggul yang sebelumnya mengalami jebol, sehingga penggelontoran air belum bisa maksimal.  

“Pasca banjir, aliran air dari Klambu kiri kan mulai Dempet, Gajah, Karanganyar, Mijen, sampai Wedung. Terhambat MT 2 itu Mijen Wedung, Bonang, jadi mungkin di kecamatan itu hanya ada beberapa desa yang belum bisa tanam, jadi tidak full satu kecamatan itu tidak bisa tanam,” ucap Agus.  

Selain itu, pihaknya juga mengkhawatirkan fenomena El Nino yang membuat pasokan air tidak dapat terpenuhi, sehingga menyebabkan MT ketiga terancam tidak bisa ditanami palawija. 

“Jadi El Nino itu membawa berkah juga buat petani tembakau, jadi ya dilema, ada yang mengharapkan El Nino ada yang tidak. Tapi yang agak kota khawatirkan untuk MT ke-3 nya (palawija), kalau ini (MT 2) mundur maka tanam palawija akan terancam, biasanya Juni atau Juli harusnya sudah tanam (Palawija), tapi ini ada juga beberapa sudah panen (padi) seperti Dempet,” terangnya. (Lingkar Network | M Burhanuddin Aslam – Lingkarjateng.id)

Exit mobile version