Perajin Genteng dan Bata di Blora Terkendala Cuaca

a genteng

PRODUKSI: Perajin sedang melakukan pembuatan genteng di Blora. (Lilik Yuliantoro, Lingkarjateng.id)

BLORA, Lingkarjateng.id – Perajin genteng dan bata pres di Desa Balong, Kecamatan Jepon mengalami kendala cuaca hujan yang sering turun. Cuaca hujan telah membuat proses pengeringan genteng dan bata pres menjadi terhambat dan keringnya tidak bisa maksimal.

Dwi salah satu perajin genteng pres mengungkapkan, saat ini permintaan pesanan genteng pres cukup banyak, sehingga para pembeli yang datang langsung ke Desa Balong harus menunggu agak lama. Hal ini karena proses pengeringan genteng memakan waktu yang cukup lama.

“Akibat tingginya curah hujan, kini proses pengeringan genteng butuh waktu lama, tidak bisa diperkirakan,” ucapnya, Kamis (13/1).

Kerajinan Rotan Jepara Naik Harga

Dia mengatakan, biasanya dalam satu minggu dapat membakar 30.000 genteng. Namun dalam musim hujan seperti ini perlu waktu tiga minggu untuk bisa membakarnya. Untuk pengeringan genteng, banyak yang diletakkan di dalam rumah atau di halaman rumah dengan menggunakan tempat yang sudah disediakan. Terkadang jika hujan genteng yang dijemur hanya ditutupi dengan terpal di depan rumah.

Dia menyebutkan, saat ini harga genteng pres yang diambil sendiri per buah harganya Rp 1200 sampai Rp 1350. Harga itu akan mengalami kenaikan karena dimusim hujan ini. Dalam satu kali produksi bisa mendapatkan Rp 9,5 juta sampai Rp 12 juta.

“Disini semua membuat genteng pres karena memang menjanjikan,” ujarnya.

Pemkot Semarang Fokus Menjadi Kota Penghasil Logam

Menurut Dwi, selain dari Blora, pembeli juga banyak dari Rembang, Tuban, Bojonegoro dan Grobogan. Mereka selalu membeli genteng pres dari Balong, karena memang kualitasnya yang baik. 

“Memang saat musim hujan membuat susah pengrajin dan pesanan banyak. Harapan saya peran Pemerintah Blora bisa lebih memperhatikan kami disaat seperti ini,” imbuhnya. (Lingkar Network | Lilik Yuliantoro – Koran Lingkar)

Exit mobile version