BLORA, Lingkarjateng.id – Satu per satu para petani di Blora yang diduga tercatat sebagai penerima kredit usaha rakyat atau KUR Bank BNI Blora tanpa sepengetahuan mereka terus bermunculan.
Kali ini adalah Sakib. Warga Desa Kutukan, Kecamatan Randublatung, Kabupaten Blora. Ia mengaku sempat dimintai sejumlah tanda tangan di atas kertas bermaterai ketika dirinya diundang di salah satu kantor PT.
“Waktunya saya tidak ingat tepatnya, tetapi saya diminta untuk tanda tangan beberapa kali,” ucap Sakib pada Minggu, 8 Oktober 2023.
Usai tanda tangan, Sakib mendapatkan tawaran pinjaman sebesar Rp 2 juta rupiah tanpa agunan dan tanpa bunga dari salah satu pegawai PT.
“Tapi saya menolak pinjaman tersebut, karena takut tidak kuat bayar,” terangnya.
Sakib menambahkan, jika dirinya juga sempat diberikan buku rekening dan ATM oleh pegawai PT. Namun, akhirnya diminta kembali.
“Saya tidak paham apa-apa kok. Diberi tak terima, diminta ya tak kembalikan,” ucap lelaki polos yang mengaku tidak bisa membaca dan menulis ini.
Sakib dengan nada terbata, akhirnya menceritakan awal mula dirinya menjadi anggota petani khusus. Saat itu, tepatnya musim labuh (awal tanam padi) dirinya direkrut menjadi anggota salah satu kelompok tani oleh seorang ketua rukun tetangga bernama Marijan.
“Setelah saya menjadi anggota kelompok tani, katanya kelompok sedang ada kemitraan dengan salah satu PT. Dimana anggota akan di hutangi benih dan pupuk,” jelas Sakib yang ditemani istrinya Pujiem.
Catut Nama Petani, Penyaluran KUR Bank BNI di Blora Diduga Bermasalah
Kemudian ia diminta menyerahkan fotokopi KTP dan KK untuk bisa mendapatkan pinjaman benih.
“Setelah itu saya pun mendapatkan pinjaman benih jagung 9 Pcs, masing-masing berisi 1 kg @ Rp 90 ribu. 4 botol obat pengering rumput per botol Rp 90 ribu. Dan obat-obatan lainnya,” beber Sakib.
Setelah panen jagung, karena bersifat kemitraan, jagung dibeli oleh PT seharga Rp3.600 per kg. Dengan hasil produksi panen sebanyak 1 ton 4 kwintal.
“Kemudian, semua hutang benih dan obat sudah dipotong. Jadi saya sudah lunas dan tidak punya utang sama sekali,” katanya.
Namun, akhirnya ia terkejut jika belakangan namanya juga dicatut sebagai peminjam KUR di BNI.
“Saya tidak merasa hutang, kalau disuruh bayar saya tidak akan mau. Kami orang kecil omongan kami tidak pernah blenjani,” pungkasnya. (Lingkar Network | Hanafi – Koran Lingkar)