Lingkarjateng.id – Terdapat salah satu dusun di Kabupaten Pati yang terbilang unik yaitu Dusun Condro. Dusun Condro di Pati tersebut tidak boleh ditempati lebih dari tujuh rumah. Bahkan saat ini hanya tersisa empat rumah saja. Mengapa demikian?.
Diketahui, Dusun Condro berada di Desa Karangsumber, Kecamatan Winong, Kabupaten Pati. Akses menuju lokasi Dusun Condro di Pati tersebut kurang lebih 19 kilometer dari pusat Kota Pati. Apabila menggunakan kendaraan, maka membutuhkan waktu kurang lebih 30 menit.
Situasi di Desa Karangsumber dapat dikatakan masih asri. Lokasinya tepat berada di bagian selatan yang berbatasan dengan Kabupaten Blora. Untuk bisa tiba di lokasi Dusun Condro rutenya dari Balai Desa Karangsumber memerlukan waktu kurang lebih 5 menit atau sejauh 1,5 kilometer.
Dusun Condro di Pati itu memiliki lokasi yang dikelilingi oleh persawahan. Jalan masuk menuju desa tersebut harus melewati area pertanian sebab aspal jalan juga sudah terlihat usang.
Sampai di Dusun Condro maka akan nampak empat rumah besar. Adapun tiga rumah di antaranya berwujud limasan yang berjajar. Sementara satu rumah lainnya bertempat di sebelah selatan jalan.
Rumah-rumah warga tersebut masih terlihat sederhana. Lantai yang masih berupa tanah dan rumah yang tersusun dari bahan kayu. Juga terdapat kandang ternak di depan rumah warga. Selain itu, terdapat mushola yang tak kalah sederhana berbahan bangunan dari kayu. Mushola itu berada di tengah-tengah pemukiman warga Dusun Condro.
Kepala Desa Karangsumber, Wardono mengungkapkan bahwa, desanya merupakan bagian dari Kecamatan Winong. Desa Karangsumber sendiri berada di bagian selatan dan perbatasan langsung dengan Kabupaten Blora.
Menurut keterangannya, terdapat lima dusun di desanya dengan total penduduk sebanyak 30.148 jiwa terbagi dalam 15 RT dan 3 RW. Lima Dusun tersebut yakni Beru, Karangmalang, Ledok, Kalongan, dan Condro.
“Di sini Desa Karangsumber itu terletak di Kabupaten Pati bagian selatan Kecamatan Winong. Dan Kecamatan Winong terdiri dari 30 desa termasuk Karangsumber ini wilayahnya paling selatan dan perbatasan dengan Blora. Untuk desa ini mayoritas pekerjaan banyak yang petani,” ungkap Wardono saat ditemui di kantornya belum lama ini.
Pihaknya menuturkan, terdapat satu dusun yang memang dibilang unik yaitu Dusun Condro yang berada di RW 2 RT 4 Desa Karangsumber. Ia menceritakan bahwa warga di dusun tersebut masih memiliki kepercayaan turun temurun yakni jumlah rumah warga di dusun itu tidak boleh lebih dari tujuh.
Pasalnya, warga masih mempercayai apabila rumah di dusun tersebut lebih dari tujuh, maka akan terjadi malapetaka.
Wardono juga mengatakan perkembangan rumah warga di dusun tersebut terus berkurang. Ia mengaku rumah warga yang berada di dusun tersebut sekarang hanya sisa empat rumah atau empat kartu keluarga (KK).
“Terkait adanya dukuh yang unik itu Condro dulu itu memang penduduknya yang bertempat di situ cuman tujuh rumah atau tujuh KK. Karena di situ warga Dukuh Condro mempercayai katanya dari nenek moyangnya tidak boleh lebih dari tujuh rumah itu,” terangnya.
Menurut warga setempat, meyakini jika terdapat lebih dari tujuh rumah, maka nanti bisa terjadi malapetaka dan sebagainya.
“Perkembangannya malah rumah warga berkurang, sampai saat ini tinggal empat rumah atau empat KK. Karena penduduk tinggal di situ mikirnya dukuh tidak boleh nambah, jadi prospek ke depannya semakin sepi atau bagaimana. Jadi warga yang punya tanah perkampungan di luar dukuh itu memilih pindah,” tuturnya.
Lebih lanjut, ia mengungkapkan bahwa terdapat banyak warga yang memilih untuk pindah ke dusun lain atau ikut dengan suami atau istrinya yang berada di luar daerah. Warga beralasan dukuh tersebut terlalu sepi dan rumahnya tidak boleh ditambah.
“Kebanyakan mereka yang punya tanah di Dukuh Karangsumber juga. Yang pindah kebanyakan di Karangmalang, pindahnya antar dukuh tetap masih di lingkup wilayah Desa Karangsumber, belum ada yang keluar. Keluar itu misal ada warga yang anaknya nikah dapat orang Pucakwangi, itu ada yang pindah ke Pucakwangi,” tandasnya. (Lingkar Network | Ika Tamara Dewi – Koran Lingkar)