*Oleh: Nanda Putri Yulianita, S.Pd.Si., Guru Kimia SMA Negeri 1 Banjarharjo, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah
PROSES pembelajaran Kimia di dalam kelas masih berpusat pada guru (teacher centered). Semestinya, pembelajaran kimia di abad ke-21 menuntut peran aktif peserta didik dan berorientasi pada peserta didik (student centered). Guru kebanyakan masih menggunakan metode ceramah konvensional dan penugasan selama proses pembelajaran kimia berlangsung. Dalam hal ini, guru belum mengoptimalkan peran aktif peserta didik selama proses pembelajaran kimia berlangsung.
Pembelajaran kimia di abad ke-21 ini menuntut peserta didik untuk berfikir kritis, kreatif, dan kolaboratif. Faktanya, peserta didik sering mengalami kejenuhan dalam mengikuti pembelajaran kimia di dalam kelas. Hal ini dikarenakan kurangnya inovasi guru dalam menggunakan model pembelajaran yang menarik dan dapat membangkitkan motivasi peserta didik di dalam kelas. Guru harus mampu melakukan inovasi dalam pembelajaran kimia, yaitu dengan menerapkan model pembelajaran yang dapat membangkitkan peserta didik berfikir kritis, kreatif, dan inovatif, sehingga dapat meningkatkan motivasi belajar peserta didik di dalam proses pembelajaran kimia. Dengan demikian, proses pembelajaran kimia dapat berjalan dengan baik dan sesuai dengan tujuan yang diharapkan.
Salah satu model pembelajaran yang dapat membangkitkan motivasi belajar peserta didik selama proses pembelajaran kimia adalah model pembelajaran problem based learning (PBL). Model pembelajaran PBL ini dapat melatih peserta didik untuk berfikir kritis, sistematis, kreatif, yang ada dalam suatu kelompok belajar yang kolaboratif. Problem based learning (PBL) dapat diartikan sebagai rangkaian aktivitas pembelajaran yang menekankan kepada proses penyelesaian masalah yang dihadapi secara ilmiah (Sanjaya, 2008). Pada PBL ini, peserta didik dihadapkan pada masalah, kemudian memecahkan masalah tersebut melalui pengetahuan dan keterampilan mereka sendiri, mengembangkan inkuiri, membiasakan mereka membangun cara berpikir kritis, dan terampil dalam pemecahan masalah. Terdapat tiga ciri PBL, yaitu : pertama, PBL merupakan rangkaian aktivitas pembelajaran, hal ini berarti dalam implementasi PBL, ada serangkaian kegiatan yang harus diikuti oleh peserta didik. PBL tidak mengharapkan peserta didik hanya sekedar mendengarkan, mencatat, dan menghafalkan materi pelajaran, tetapi juga peserta didik aktif dalam berfikir, berkomunikasi, mencari, dan mengolah data, sampai akhirnya menyimpulkan data. Kedua, aktivitas pembelajaran diarahkan untuk menyelesaikan masalah. Masalah dalam PBL merupakan kata kunci dalam proses pembelajaran. Hal ini berarti, tidak mungkin ada proses pembelajaran tanpa adanya masalah. Ketiga, pemecahan masalah dilakukan dengan pendekatan berfikir secara ilmiah yang merupakan proses berfikir secara deduktif dan induktif. Proses berfikir ini dilakukan secara sistematis dan empiris. Sistematis artinya berpikir ilmiah dilakukan melalui tahapan-tahapan tertentu, sedangkan empiris yaitu proses penyelesaian masalah didasarkan pada data dan fakta yang jelas.
Adapun sintak model pembelajaran problem based learning sebagai berikut :
- Orientasi Peserta Didik pada Masalah
- Mengorganisasikan Peserta Didik untuk Belajar
- Membimbing Penyelidikan Kelompok
- Mengembangkan dan Menyajikan Hasil Karya
- Menganalisis dan Mengevaluasi Proses Pemecahan Masalah
1. Orientasi Peserta Didik pada Masalah
Pada sintak ini, guru menyampaikan masalah yang akan diselesaikan secara berkelompok. Masalah yang diangkat hendaknya berupa masalah yang kontekstual dan berhubungan dengan kehidupan sehari-hari. Guru memaparkan permasalahan tersebut melalui gambar slide pada powerpoint. Guru memberikan arahan pada peserta didik untuk menyimak penjelasan dari guru, dan meminta peserta didik untuk memahami permasalahan yang ada pada slide powerpoint tersebut. Peserta didik mengamati masalah tersebut dan menjawab pertanyaan yang disampaikan oleh guru.
2. Mengorganisasikan Peserta Didik untuk Belajar
Pada sintak ini, guru membagi peserta didik menjadi 6 kelompok (disesuaikan dengan jumlah keseluruhan peserta didik di dalam kelas). Masing-masing kelompok belajar beranggotakan 5-6 orang. Guru memastikan setiap anggota kelompok memahami tugasnya masing-masing. Pada sintak ini, guru membagikan LKPD yang berisi berbagai masalah yang harus dipecahkan pada masing-masing kelompok. Sementara itu, peserta didik berdiskusi dan membagi tugas untuk mencari literatur yang diperlukan untuk menyelesaikan masalah.
3. Membimbing Penyelidikan Kelompok
Pada sintak ini, peserta didik melakukan diskusi dalam kelompok untuk menyelesaikan berbagai masalah yang diberikan di dalam LKPD. Peserta didik dalam kelompok masing-masing mengeksplor pengetahuan yang dimilikinya melalui berbagai macam sumber belajar. Guru memantau keterlibatan peserta didik dalam pengumpulan data / bahan selama proses penyelidikan.
4. Mengembangkan dan Menyajikan Hasil Karya
Pada sintak ini, masing-masing kelompok belajar melakukan diskusi kelompok untuk menghasilkan solusi terhadap masalah yang diberikan dalam LKPD. Hasil dari diskusi kelompok tersebut dipresentasikan oleh masing-masing kelompok di depan kelas. Dalam sintak ini, guru memantau dan membimbing pelaksanaan presentasi dari masing-masing kelompok. Guru memfasilitasi kelompok lain untuk mengajukan pertanyaan, menanggapi, atau memberikan masukan terhadap hasil presentasi dari kelompok lain. Guru memastikan peserta didik terlibat aktif dalam kegiatan presentasi tersebut.
5. Menganalisis dan Mengevaluasi Proses Pemecahan Masalah
Pada sintak ini, guru memberikan apresiasi terhadap kelompok terbaik yang sudah mempresentasikan hasil diskusi masing-masing kelompoknya dengan baik. Peserta didik merangkum dan membuat kesimpulan sesuai dengan masukan yang diperoleh dari kelompok lain. Selanjutnya, guru bersama dengan peserta didik menyimpulkan materi pembelajaran yang telah dilaksanakan.
DAFTAR PUSTAKA
- Syamsidah dan Hamidah Suryani. 2018. Buku Model Problem Based Learning (PBL) Mata Kuliah Pengetahuan Bahan Makanan. Yogyakarta : Deepublish.
- Lismaya, Lilis. 2019. Berpikir Kritis dan PBL ( Problem Based Learning ). Surabaya : Media Sahabat Cendekia.
- https://bertema.com/sintaks-model-problem-based-learning-pbl-dalam-pembelajaran