GROBOGAN, Lingkarjateng.id – Salah satu objek wisata di Jawa Tengah yang menawarkan fenomena alam langka berupa letusan lumpur adalah Bledug Kuwu.
Bledug Kuwu terletak di Desa Kuwu, Kecamatan Kradenan, Kabupaten Grobogan. Selain terkenal karena keunikannya, objek wisata yang satu ini juga mempunyai sisi misterius dan legenda yang menarik untuk dijelajahi.
Bledug Kuwu dibangun pada tahun 1970-an dengan anggaran yang relatif kecil. Awalnya, objek wisata ini dikelola oleh masyarakat setempat yang memanfaatkan letusan lumpur untuk membuat garam. Ketika tempat wisata ini semakin populer, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Grobogan mulai mengalokasikan anggaran untuk pengembangannya.
Menurut Kepala Dinas Pariwisata Grobogan, Bledug Kuwu telah menjadi salah satu destinasi wisata utama di Kabupaten Grobogan, dan telah memberikan kontribusi yang signifikan bagi ekonomi lokal. Pendapatan yang dihasilkan dari objek wisata ini digunakan untuk pengembangan dan perawatannya, agar tetap menjadi tempat yang menarik dan aman untuk dikunjungi.
Bledug Kuwu telah direnovasi beberapa kali sejak pertama kali dibangun. Renovasi pertama dilakukan pada tahun 1990-an untuk meningkatkan kenyamanan pengunjung. Selain itu, beberapa fasilitas seperti toilet dan warung makan juga dibangun. Renovasi terakhir dilakukan pada tahun 2019 untuk meningkatkan keselamatan pengunjung.
Renovasi Bledug Kuwu adalah bukti komitmen pemerintah untuk menyediakan lingkungan yang aman dan nyaman bagi wisatawan. Renovasi dilakukan sebagai respons terhadap peningkatan jumlah pengunjung ke Bledug Kuwu. Renovasi termasuk pemasangan pagar pengaman dan perbaikan jalan akses ke lokasi.
Dalam hal kinerja keuangan, tidak ada laporan keuangan resmi yang dirilis oleh manajemen Bledug Kuwu. Namun, berdasarkan informasi dari manajemen, objek wisata ini telah menghasilkan pendapatan yang signifikan setiap tahun. Pendapatan yang dihasilkan dari Bledug Kuwu digunakan untuk pengembangan dan perawatannya agar tetap menjadi tempat yang menarik dan aman untuk dikunjungi.
Pengembangan Bledug Kuwu tidak hanya berkontribusi bagi ekonomi lokal tetapi juga untuk pelestarian budaya dan lingkungan setempat. Pemerintah berkomitmen untuk melestarikan budaya dan lingkungan setempat sambil mengembangkan industri pariwisata di daerah tersebut.
KINI, Bledug Kuwu kondisinya kian memprihatinkan. Bahkan, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Grobogan tidak memberikan anggaran untuk pemeliharaan objek wisata yang menampilkan semburan lumpur gas tersebut.
Plt Kepala UPTD (Unit Pelayanan Teknis Daerah) Wisata Bledug Kuwu, Purwanti Widyaningrum pun membenarkan bahwa, tidak adanya anggaran untuk mempercantik kawasan wisata ini.
Padahal sebelumnya, tahun 2022 pihaknya mendapatkan alokasi anggaran untuk wisata Bledug Kuwu dan objek wisata yang lain. Akan tetapi, di tahun 2023 ini tidak anggaran sama sekali.
“Anggaran tahun kemarin saja untuk perawatan hanya Rp 50 juta untuk dua objek wisata, yaitu Bledug Kuwu dan Goa Macan, itu untuk keperluan peralatan kebersihan,” ucapnya, pada Minggu, 18 Juni 2023.
Purwanti juga membenarkan bahwa, objek wisata Bledug Kuwu merupakan salah satu wisata andalan di bawah naungan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Grobogan.
“Tercatat sekitar 4.300 lebih pengunjung selama tahun 2023. Dari bulan Januari hingga Mei, weekend biasanya ramai pengunjung bahkan dari luar kota” jelasnya.
Ia juga memaparkan bahwa pihaknya sudah berusaha untuk mengusulkan renovasi ke Pemkab Grobogan dan juga Kementerian, namun belum ada tindakan lebih lanjut.
“Harapannya keberadaan Bledug Kuwu lebih diperhatikan lagi, karena menjadi salah satu icon Kabupaten Grobogan, dan mampu meningkatkan kesejahteraan perekonomian masyarakat sekitar wisata serta meningkatkan PAD Kabupaten Grobogan,” tuturnya.
Dari pantauan di lokasi, beberapa pagar yang melingkari kawasan wisata terlihat sudah ambruk dan patah. Termasuk gapura selamat datang, lantai yang sudah tidak terawat, dan plafon serta genteng banyak yang mengalami kerusakan. (Lingkar Network | Eko Wicaksono – Koran Lingkar)